Sleman (ANTARA News) - Sebanyak 345 bangkai sapi dan hewan lain milik warga dua desa, di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang mati akibat awan panas Gunung Merapi dievakuasi dan dikuburkan agar tidak menimbulkan penyakit.

"Ternak sapi yang mati tersebut tersebar di dua dusun, yakni Dusun Kinahrejo dan Pelemsari, Desa Umbulharjo serta Dusun Kaliadem, Desa Kepuharjo. Hewan tersebut mati karena terbakar abu panas Gunung Merapi pada Selasa (26/10) sore," kata Camat Cangkringan Samsul Bakri, Kamis.

Menurut dia, ternak yang mati tersebut mayoritas jenis sapi perah yang dipelihara kalangan warga di dusun-dusun lereng gunung yang terletak di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Banyak ditemukan sapi yang mati di dalam kandang. Ada yang dalam satu kandang berisi 10 ekor sapi dan ada yang lima ekor sapi. Kondisinya hampir semunya gosong," katanya.

Ia mengatakan, bangkai-bangkai sapi tersebut setelah dievakuasi langsung dikubur di sekitar kandang dengan membuat lubang besar agar tidak menimbulkan penyakit dan bau tidak sedap.

"Kondisi sapi yang mati tersebut sudah rusak sehingga tidak mungkin untuk dievakuasi dan dikubur dalam satu lokasi karena sudah sangat bau dan dikhawatirkan jika diangkat terlalu lama bisa pecah," katanya.

Samsul mengharapkan gevakuasi bangka sapi tersebut bisa secepatnya selesai sehingga tidak menimbulkan virus penyakit dan bau busuk di kalangan masyarakat yang tinggal di lereng gunung teraktif di Indonesia ini.
(V001/B010)