Tata Ruang Mentawai Diobservasi
28 Oktober 2010 11:40 WIB
Gambar wilayah pesisir Pantai Pagai, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, yang dilanda tsunami pascagempa 7,2 SR, Rabu (27/10). (ANTARA/JJSB-Hendra Agusta)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Negara Lingkungan Hidup melakukan observasi guna persiapan menyusun tata ruang pascatsunami dan gempa di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
"Kita kumpulkan data dan informasi sebagai bahan masukan untuk rehab rekon pascagempa tsunami," kata Deputi Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim Kemenneg LH, Arief yuwono di Padang, Kamis.
Arief mengatakan observasi ini meliputi pengamatan pendahuluan, pemetaan dan survei kedua yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan di lokasi setempat.
Kemenneg LH memfokuskan observasi persiapan rehabilitasi dan rekonstruksi daerah yang rusak berat akibat gempa dan terjangan tsunami di Kepulauan Mentawai. Antara lain, Pagai Utara, Pagai Selatan, Sikakap dan Sipora pada garis pantai bagian Barat.
"Waktu untuk melakukan observasi sekitar dua pekan," ujar Arief.
Dia mengungkapkan hasil observasi akan diinformasikan kepada pihak terkait saat proses perbaikan.
Arief menggambarkan kemungkinan rencana tata ruangnya dengan menyebar pemukiman warga dalam satu komunitas yang berdekatan pada daerah yang rawan gempa dan tsunami.
Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat, diguncang gempa sebanyak tiga kali, Senin (25/10).(*)
T014/M020/AR09
"Kita kumpulkan data dan informasi sebagai bahan masukan untuk rehab rekon pascagempa tsunami," kata Deputi Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim Kemenneg LH, Arief yuwono di Padang, Kamis.
Arief mengatakan observasi ini meliputi pengamatan pendahuluan, pemetaan dan survei kedua yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan di lokasi setempat.
Kemenneg LH memfokuskan observasi persiapan rehabilitasi dan rekonstruksi daerah yang rusak berat akibat gempa dan terjangan tsunami di Kepulauan Mentawai. Antara lain, Pagai Utara, Pagai Selatan, Sikakap dan Sipora pada garis pantai bagian Barat.
"Waktu untuk melakukan observasi sekitar dua pekan," ujar Arief.
Dia mengungkapkan hasil observasi akan diinformasikan kepada pihak terkait saat proses perbaikan.
Arief menggambarkan kemungkinan rencana tata ruangnya dengan menyebar pemukiman warga dalam satu komunitas yang berdekatan pada daerah yang rawan gempa dan tsunami.
Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat, diguncang gempa sebanyak tiga kali, Senin (25/10).(*)
T014/M020/AR09
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010
Tags: