Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan perlu organisasi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yang dinamis untuk mendukung kesuksesan inovasi di Indonesia.

"Ini semua membutuhkan sebuah organisasi yang egile (tangkas) yang lugas yang dinamis yang bisa menghadapi berbagai risiko di dalam upaya kita menghasilkan inovasi," kata Hammam dalam seminar virtual Organisasi Riset dan Inovasi bagi Kemajuan Iptek di Jakarta, Selasa.

Hammam menuturkan organisasi Iptek menjadi salah satu faktor untuk mewujudkan kesuksesan inovasi.

Organisasi riset dan inovasi dibutuhkan untuk membangun suatu ekosistem inovasi termasuk membangun talenta, critical mass ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan rantai nilai, melakukan penguatan pasar, sumber daya manusia dan bahan baku, serta mengembangkan teknologi tepat guna dan teknologi substitusi impor.

Baca juga: BPPT: Jadikan inovasi jadi penggerak ekonomi

Baca juga: Ka BPPT: Iptek punya posisi kuat dalam pembangunan nasional


Faktor lain yang menentukan kesuksesan inovasi adalah sinergi, teknologi, pasar, tata kelola yang tepat dan manajemen risiko.

"Tanpa pasar, proses inovasi tidak akan terjadi," ujar Hammam.

Menurut Hammam, inovasi merupakan hasil kerja sama. Oleh karenanya, sinergi sangat diperlukan untuk memperkuat ekosistem dalam proses pencarian inovasi termasuk menggalang jejaring dari semua pemangku kepentingan yang menghasilkan inovasi dan invensi.

Tata kelola yang tepat harus dilakukan dengan memperhatikan tugas dan fungsi kelembagaan Iptek, proses bisnis, tugas, fungsi, kompetensi sumber daya manusia Iptek serta budaya kerja.

Sementara teknologi akan memberikan nilai tambah terhadap sumber daya alam untuk bisa menghasilkan suatu inovasi.

Manajemen risiko diperlukan untuk dapat menghindari kegagalan inovasi dan meminimalisir hambatan yang muncul dalam proses dan sistem.

Oleh karenanya, diharapkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dapat menyinergikan dan mengarahkan untuk pemajuan Iptek di Tanah Air.

"Untuk menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan serta invensi dan inovasi yang terintegrasi dibentuklah BRIN. Terintegrasi adalah upaya mengarahkan dan menyinergikan antara lain penyusunan perencanaan, program, anggaran dan sumber daya kita," ujarnya.

Komunikasi antar lintas lembaga dan seluruh pelaku penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap) akan memperkuat sinergi yang diharapkan diorkestrasi oleh BRIN.*

Baca juga: Deputi BPPT:UU Sisnas Iptek jaminkan hasil invensi dipakai pemerintah

Baca juga: BPPT: Iptek makin kuat dalam penentuan kebijakan melalui UU Sisnas