Mumbai (ANTARA News/AFP) - Kepala dinas perdagangan industri tenaga kerja kontrak India (India`s outsourcing industry trade) pada Rabu mengambil langkah untuk meredakan kekhawatiran Amerika Serikat mengenai kepindahan tenaga kerja ke India, masalah yang menjadi perhatian utama menjelang kunjungan Presiden Barack Obama.

Som Mittal, Presiden Perhimpunan Perusahaan Perangkat Lunak dan Jasa Nasional India (India`s National Association of Software and Services Companies/NASSCOM) menilai bahwa kekhawatiran mengenai kehilangan pekerjaan para karyawan teknologi informasi (IT) karena perusahaan-perusahaan mengirim tenaga kerja ke luar negeri tersebut merupakan retorika politik semata menjelang pemilihan sela anggota legislatif AS.

"Kami berharap adanya pengertian yang lebih baik mengenai India dan perusahaan India, dan apa yang kami kerjakan sesungguhnya lebih merupakan solusi bagi AS ketimbang persoalan yang kerap timbul," katanya.

Perusahan IT India telah menciptakan sekitar 35.000 tenaga kerja di AS dalam lima tahun terakhir, kata Mittal kepada wartawan dalam konferensi pers jarak jauh dari New Delhi, bersama dengan lima perusahaan puncak yang tumbuh 23 persen dalam paruh pertama tahun ini.

Namun ia memperingatkan bahwa usulan seperti mempertahankan keringanan pajak terhadap perusahaan-perusahaan penyalur tenaga kerja kontrak, atau menolak pemberian visa bagi tenaga ahli, karena hal itu hanya akan merugikan perekonomian AS yang baru mulai pulih dari krisis global dan angka pengangguran yang tinggi.

Lapangan kerja baru hanya akan dapat tercipta dari peningkatan kerja sama dengan negara-negara yang perekonomiannya sedang tumbuh seperti India, kata Mittal yang organisasinya membawahi perusahaan-perusahaan utama produsen perangkat lunak di India, termasuk di antaranya Tata Consultancy Services, Infosys, dan Wipro.

"Lapangan kerja hanya akan kembali tercipta lewat peningkatan kerja sama ekonomi. India mungkin bukan satu-satunya jawaban, namun menjadi salah satu tempat berkiprah bagi perusahaan-perusahaan AS," tambahnya.

Obama dijadwalkan berkunjung ke India pada awal bulan depan sebagai bagian dari lawatan 10 harinya ke negara-negara di Asia, kunjungan itu diperkirakan terfokus pada perluasan ekspor, kerja sama perdagangan dan investasi dua arah.

Kunjungannya itu dijadwalkan berlangsung setelah pemilu legislatif AS pada 2 November.

Demokrat, partai pendukung Obama, dalam pemilu itu diperkirakan akan mengalami penurunan suara, sebagian disebabkan karena menurunnya tingkat perekonomian negara itu.

Para pemimpin puncak di bidang industri, termasuk sektor IT dijadwalkan akan berkumpul di Mumbai dalam suatu pertemuan puncak bisnis.

Obama juga dijadwalkan akan menjadi pembicara kunci dalam pertemuan puncak bisnis tersebut.

Mittal mengatakan kunjungan Obama itu merupakan peluang menarik perhatian bagi para pembuat kebijakan bahwa bekerja bersama-sama adalah juga kepentingan AS.

"Perlu disadari bahwa kami akan membantu untuk membuat perusahaan-perusahaan AS lebih kompetitif lagi," katanya. (DLN/K004)