Pemerintah fasilitasi riset dan rumah produksi kembangkan produk UMKM
3 Agustus 2021 17:39 WIB
Arsip foto - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki di sela kunjungannya di Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal, Jawa Tengah, Jumat (24/1/2020). ANTARA/I.C.Senjaya/aa.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan pemerintah memfasilitasi riset dan menyediakan rumah produksi bersama atau factory sharing bagi UMKM untuk bisa mengembangkan produk mereka agar lebih berkualitas dan sesuai standar.
"Saya kira untuk meningkatkan daya saing produk, meningkatkan kualitas, perlu didukung bagaimana produk itu diproduksi. Tentu peralatannya harus menggunakan peralatan industri modern, bahan baku yang standar, riset dan pengembangan untuk development produk," kata MenkopUKM Teten Masduki dalam konferensi pers daring yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Teten Masduki mengemukakan Kemenkop UKM melalui Smesco menyiapkan laboratorium untuk fesyen dan kuliner yang digunakan untuk pengembangan produk. UMKM didorong untuk memproduksi produk baru yang belum ada di pasaran dari sisi model maupun bahan baku.
"Jadi ada riset bahan dan riset model desain, termasuk model bisnisnya," kata Teten Masduki.
Selain itu Teten menyebutkan pemerintah menyiapkan rumah produksi bersama yang berisi peralatan untuk keperluan produksi UMKM, namun dengan standar industri besar. Menkop UKM mengakui pelaku UMKM merupakan orang perorangan dengan modal yang tidak besar sehingga sulit untuk membeli peralatan produksi kelas industri besar.
Baca juga: Teten sebut penerapan SNI tingkatkan daya saing produk UMKM
Oleh karena itu pemerintah menyediakan peralatan produksi tersebut yang ditempatkan pada suatu rumah produksi, sehingga para pelaku UMKM yang membutuhkan bisa menggunakan secara bersama-sama.
Pemerintah tidak menyediakan peralatan produksi tersebut untuk digunakan secara gratis melainkan sewa, namun dengan biaya sewa yang rendah dalam rangka mendukung UMKM agar bisa mengembangkan kualitas produknya.
"Misal industri sektor furnitur, itu mesin modern untuk mengolah kayu supaya produknya sama dengan industri besar. Hanya mungkin rumah produksi bersama dibangunkan di sentra furnitur seperti di Jawa Tengah, UMKM bisa olah kayunya di situ," jelas Teten.
Pada masa pandemi COVID-19, pemerintah berfokus untuk mendorong UMKM Indonesia agar bisa pulih pascakrisis dan kembali menorehkan kinerja positif. Salah satu upaya yang didorong oleh pemerintah adalah digitalisasi UMKM dengan target 30 juta UMKM masuk ke dalam ekosistem pemasaran digital. Saat ini baru 13,7 juta pelaku UMKM yang sudah bertransformasi ke sistem digital.
Baca juga: Ketua DPD beri dukungan Rumah Kurasi Jatim, pacu ekspor produk UMKM
"Saya kira untuk meningkatkan daya saing produk, meningkatkan kualitas, perlu didukung bagaimana produk itu diproduksi. Tentu peralatannya harus menggunakan peralatan industri modern, bahan baku yang standar, riset dan pengembangan untuk development produk," kata MenkopUKM Teten Masduki dalam konferensi pers daring yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Teten Masduki mengemukakan Kemenkop UKM melalui Smesco menyiapkan laboratorium untuk fesyen dan kuliner yang digunakan untuk pengembangan produk. UMKM didorong untuk memproduksi produk baru yang belum ada di pasaran dari sisi model maupun bahan baku.
"Jadi ada riset bahan dan riset model desain, termasuk model bisnisnya," kata Teten Masduki.
Selain itu Teten menyebutkan pemerintah menyiapkan rumah produksi bersama yang berisi peralatan untuk keperluan produksi UMKM, namun dengan standar industri besar. Menkop UKM mengakui pelaku UMKM merupakan orang perorangan dengan modal yang tidak besar sehingga sulit untuk membeli peralatan produksi kelas industri besar.
Baca juga: Teten sebut penerapan SNI tingkatkan daya saing produk UMKM
Oleh karena itu pemerintah menyediakan peralatan produksi tersebut yang ditempatkan pada suatu rumah produksi, sehingga para pelaku UMKM yang membutuhkan bisa menggunakan secara bersama-sama.
Pemerintah tidak menyediakan peralatan produksi tersebut untuk digunakan secara gratis melainkan sewa, namun dengan biaya sewa yang rendah dalam rangka mendukung UMKM agar bisa mengembangkan kualitas produknya.
"Misal industri sektor furnitur, itu mesin modern untuk mengolah kayu supaya produknya sama dengan industri besar. Hanya mungkin rumah produksi bersama dibangunkan di sentra furnitur seperti di Jawa Tengah, UMKM bisa olah kayunya di situ," jelas Teten.
Pada masa pandemi COVID-19, pemerintah berfokus untuk mendorong UMKM Indonesia agar bisa pulih pascakrisis dan kembali menorehkan kinerja positif. Salah satu upaya yang didorong oleh pemerintah adalah digitalisasi UMKM dengan target 30 juta UMKM masuk ke dalam ekosistem pemasaran digital. Saat ini baru 13,7 juta pelaku UMKM yang sudah bertransformasi ke sistem digital.
Baca juga: Ketua DPD beri dukungan Rumah Kurasi Jatim, pacu ekspor produk UMKM
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021
Tags: