"KRI Spica-934 akan melaksanakan survei dan ekspedisi Aurora 2021 di perairan Halmahera selama dua bulan, diberangkatkan hari ini sampai tanggal 3 Oktober 2021," ujar Laksamana Yudo didampingi Komandan Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) Laksamana Madya TNI Agung Prasetiawan di Dermaga Pondok Dayung, Jakarta, Selasa.
Baca juga: Kasal: Indonesia perlu sistem pertahanan negara kepulauan yang kuat
Baca juga: Kasal: TNI AL pertajam kekuatan pesawat udara tanpa awak
Ekspedisi tersebut, lanjut Yudo, dilaksanakan dalam rangka memperingati 100 tahun Hari Hidrografi Dunia. Pushidrosal yang merupakan lembaga nasional penelitian bawah laut atau hidro-oseanografi bersama dengan para peneliti kementerian dan lembaga serta universitas bersama-sama melaksanakan penelitian di Halmahera.
Bertajuk Jala Citra I Aurora TNI AL, eskpedisi tersebut merupakan salah satu rangkaian yang digelar Pushidrosal dengan menggandeng kementerian, lembaga, dan universitas di bidang hidrografi, geodesi, geologi, oseanografi, meteorologi, serta kelautan dan perikanan untuk dapat turut mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Kasal juga menyatakan bahwa ekspedisi ini merupakan yang pertama dilakukan bersama-sama oleh anak bangsa setelah sekian lama tidak dilakukan.
"Terakhir tahun 2000 setelah itu tidak pernah ada lagi survei-survei bersama seperti ini bersama kementerian, lembaga, maupun universitas. Sehingga pada kesempatan 100 tahun Hari Hidrografi Dunia ini kita buka kembali dan nanti akan menjadi program rutin," ujar Kasal.
Dia juga mengharapkan agar ke depan peneliti tanah air dapat terus merencanakan penelitian dengan wahana kapal milik Indonesia.
"Kita memiliki wahana kapal survei hidro-oseanografi sehingga putra-putri Indonesia, para peneliti Indonesia dapat mengungkap ataupun melihat sumber daya maritim kita yang selama ini belum terungkap dengan optimal," ujarnya.
Ekspedisi Jala Citra I Aurora TNI AL dilaksanakan dengan menggunakan KRI Spica-934 yang merupakan kapal survei TNI AL di bawah komando Pushidrosal sebagai wahana penelitian utama.
Dalam ekspedisi itu akan dilakukan pengumpulan data hidrografi untuk kepentingan pemetaan, keselamatan navigasi dan pelayaran.
Wilayah perairan pada area tersebut memiliki kondisi geologi yang kompleks serta keanekaragaman hayati yang tinggi sehingga ekspedisi ini juga akan dapat memberikan manfaat yang besar bagi Indonesia.
Kasal juga menyebut bahwa ekspedisi ini diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan ekspedisi kelautan pada lingkup nasional lainnya yang dilaksanakan untuk meneliti sumber daya kelautan Indonesia oleh putra-putri bangsa Indonesia seperti Ekspedisi Siboga, Snellius I serta Snellius II.
"Diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan serta melengkapi inventarisasi potensi sumber daya kelautan serta karakteristik lingkungan laut perairan nasional," katanya.
Selain peneliti Pushidrosal, ekspedisi penelitian itu juga diikuti peneliti dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Papua dan Ternate, ITB, UGM, BPPT, BMKG, Fakultas Kelautan dan Perikanan IPB, PT. Hidronav Teknikatama, dan PT Geotronix Pratama Indonesia.