BOR isolasi COVID-19 di Yogyakarta mulai turun
3 Agustus 2021 14:30 WIB
Ilustrasi - Petugas menyiapkan fasilitas untuk isolasi pasien COVID-19 saat persiapan Shelter Isolasi COVID-19 di University Club (UC) Hotel Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (14/7/2021). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/foc/am.
Yogyakarta (ANTARA) - Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate ruang isolasi pasien COVID-19 di rumah sakit di Kota Yogyakarta menunjukkan kecenderungan penurunan, namun untuk keterisian ruang perawatan intensif masih cukup tinggi.
“Keterisian ruang isolasi pelan-pelan mulai turun sekarang sekitar 76 persen. Namun, ini juga disebabkan adanya penambahan kapasitas dari rumah sakit,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani di Yogyakarta, Selasa.
Berdasarkan data pada awal Agustus, total ruang isolasi dari tujuh rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19 sebanyak 308 tempat tidur dan terisi sebanyak 236 tempat tidur.
Sedangkan untuk ruang perawatan ICU sebanyak 43 tempat tidur terisi 41 tempat tidur. “Masih sekitar 95 persen. Untuk ICU masih cukup tinggi,” katanya.
Baca juga: Ratusan mahasiswa nusantara ikuti vaksinasi di Poltekkes Yogyakarta
Baca juga: Stok vaksin menipis, Yogyakarta fokus tuntaskan vaksinasi dosis dua
Meskipun demikian, Emma mengatakan, perkembangan kasus COVID-19 di Kota Yogyakarta pada awal Agustus menunjukkan kecenderungan penurunan, khususnya untuk penambahan kasus baru.
“Puncak kasus di Kota Yogyakarta terjadi pada 4-10 Juli dan setelahnya menunjukkan perkembangan yang fluktuatif, namun cenderung ada penurunan,” katanya.
Sedangkan untuk kasus kematian pasien juga menunjukkan penurunan dari sekitar 30 hingga 37 pasien meninggal dunia dalam sehari, namun saat ini sudah turun menjadi sekitar lima pasien dalam sehari.
“Sebagian besar pasien memang menjalani isolasi mandiri di rumah. Tetapi kami juga tetap membuka layanan selter isolasi di Tegarejo dan Gemawang,” katanya.
Pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah diminta untuk disiplin dalam menjalani proses isolasi sehingga tidak berpotensi menularkan ke anggota keluarga lain. Pengawasan dilakukan oleh petugas dari puskesmas.
Emma pun mengingatkan warga Kota Yogyakarta untuk tetap mematuhi aturan PPKM dan menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin sebagai upaya mencegah penularan kasus.
“Yang penting membatasi mobilitas dan mempercepat vaksinasi bagi masyarakat sehingga muncul kekebalan komunitas. Kami terus mengusahakan agar stok vaksin di Yogyakarta mencukupi,” katanya.
Saat ini, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga berusaha merekrut tambahan tenaga kesehatan untuk mendukung penanganan pasien di rumah sakit meski untuk mendapat tambahan sumber daya manusia tidak mudah.
Pada Senin lalu terdapat tambahan 83 kasus positif di Kota Yogyakarta dengan 403 pasien sembuh atau selesai menjalani isolasi, lima pasien meninggal dunia sehingga total kasus aktif tercatat 3.144 kasus.*
Baca juga: Hutan Wanagama UGM mulai digunakan tempat isolasi pasien COVID-19
Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 di DIY bertambah 1.808 orang
“Keterisian ruang isolasi pelan-pelan mulai turun sekarang sekitar 76 persen. Namun, ini juga disebabkan adanya penambahan kapasitas dari rumah sakit,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani di Yogyakarta, Selasa.
Berdasarkan data pada awal Agustus, total ruang isolasi dari tujuh rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19 sebanyak 308 tempat tidur dan terisi sebanyak 236 tempat tidur.
Sedangkan untuk ruang perawatan ICU sebanyak 43 tempat tidur terisi 41 tempat tidur. “Masih sekitar 95 persen. Untuk ICU masih cukup tinggi,” katanya.
Baca juga: Ratusan mahasiswa nusantara ikuti vaksinasi di Poltekkes Yogyakarta
Baca juga: Stok vaksin menipis, Yogyakarta fokus tuntaskan vaksinasi dosis dua
Meskipun demikian, Emma mengatakan, perkembangan kasus COVID-19 di Kota Yogyakarta pada awal Agustus menunjukkan kecenderungan penurunan, khususnya untuk penambahan kasus baru.
“Puncak kasus di Kota Yogyakarta terjadi pada 4-10 Juli dan setelahnya menunjukkan perkembangan yang fluktuatif, namun cenderung ada penurunan,” katanya.
Sedangkan untuk kasus kematian pasien juga menunjukkan penurunan dari sekitar 30 hingga 37 pasien meninggal dunia dalam sehari, namun saat ini sudah turun menjadi sekitar lima pasien dalam sehari.
“Sebagian besar pasien memang menjalani isolasi mandiri di rumah. Tetapi kami juga tetap membuka layanan selter isolasi di Tegarejo dan Gemawang,” katanya.
Pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah diminta untuk disiplin dalam menjalani proses isolasi sehingga tidak berpotensi menularkan ke anggota keluarga lain. Pengawasan dilakukan oleh petugas dari puskesmas.
Emma pun mengingatkan warga Kota Yogyakarta untuk tetap mematuhi aturan PPKM dan menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin sebagai upaya mencegah penularan kasus.
“Yang penting membatasi mobilitas dan mempercepat vaksinasi bagi masyarakat sehingga muncul kekebalan komunitas. Kami terus mengusahakan agar stok vaksin di Yogyakarta mencukupi,” katanya.
Saat ini, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga berusaha merekrut tambahan tenaga kesehatan untuk mendukung penanganan pasien di rumah sakit meski untuk mendapat tambahan sumber daya manusia tidak mudah.
Pada Senin lalu terdapat tambahan 83 kasus positif di Kota Yogyakarta dengan 403 pasien sembuh atau selesai menjalani isolasi, lima pasien meninggal dunia sehingga total kasus aktif tercatat 3.144 kasus.*
Baca juga: Hutan Wanagama UGM mulai digunakan tempat isolasi pasien COVID-19
Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 di DIY bertambah 1.808 orang
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021
Tags: