Jakarta (ANTARA) - Penjualan bersih dari grup pengiriman makanan terbesar di Asia Tenggara, Grab, naik 39 persen menjadi rekor 507 juta dolar AS (atau sekira Rp7,3 triliun). Angka tersebut pun berdampak pada perusahaan yang berbasis di Singapura yang mengurangi kerugiannya di belakang kinerja yang kuat dalam bisnis pengirimannya.

Dilansir dari Reuters, Selasa, Grab mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kerugian EBITDA yang disesuaikan berkurang menjadi 111 juta dolar AS (sekira Rp1,6 triliun) pada bulan April dari 344 juta dolar AS (sekira Rp5 triliun) di tahun sebelumnya.

"Kami melampaui target internal kami untuk penjualan bersih yang disesuaikan dan EBITDA yang disesuaikan untuk Q1 2021, dan melanjutkan momentum pertumbuhan yang kuat dari bisnis pengiriman kami," kata Peter Oey, Chief Financial Officer Grab.

Dengan banyaknya negara Asia Tengara yang memberlakukan lockdown untuk memerangi COVID-19, bisnis Grab pun telah terpengaruh. Dengan situasi ini, perusahaan mengaku telah diuntungkan dari ledakan pengiriman makanan dan paket serta pembayaran digital.

Grab juga mengantisipasi bahwa permintaan layanan mobilitas akan terus mengalami volatilitas. Sebab, kenaikan kasus COVID-19 telah mempengaruhi pasarnya, yang mengarah pada pembatasan baru.

EBITDA Grab yang disesuaikan untuk bisnis mobilitasnya naik 42 persen menjadi 115 juta dolar AS (Rp1.653.953.000.000) pada kuartal pertama tahun sebelumnya.

Dengan operasi di delapan negara dan lebih dari 400 kota, Grab adalah perusahaan rintisan paling bernilai di sektor ini. Memanfaatkan bisnis ride-hailing yang dimulai pada tahun 2012, Grab telah mengalihkan pengiriman makanan dan bahan makanan, pembayaran digital, dan mendorong ke asuransi dan pinjaman.

Awal tahun ini, saingan utama Grab yaitu Gojek mencapai kesepakatan multi-miliar dolar dengan pemimpin e-commerce Tokopedia untuk meningkatkan jumlah di Indonesia yang merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.


Baca juga: Mendag harap kampanye Bersatu untuk Indonesia bantu pulihkan ekonomi

Baca juga: Grab galang donasi bantu penanganan COVID-19

Baca juga: Menkop UKM harap kerja sama Grab-Emtek berdampak baik untuk UMKM