Magelang (ANTARA News) - Sebanyak 50 korban akibat erupsi puncak Gunung Merapi pada Selasa (26/10) dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muntilan, Kabupaten Magelang.
Pelaksana Tugas Direktur RSUD Muntilan, Sasongko, di Magelang, Rabu dini hari, mengatakan, hingga pukul 00.30 WIB sebanyak 50 korban Merapi dirawat di RSUD, kebanyakan mereka mengalami gangguan sesak napas.
"Kebanyakan pasien yang masuk karena mengalami sesak napas akibat menghirup abu vulkanik dan beberapa di antaranya ada yang luka karena jatuh akibat berdesakan saat menuju kendaraan waktu evakuasi," katanya.
Ia menjelaskan, akibat menghirup abu vulkanik berdampak pada penyempitan saluran pernapasan.
Untuk menanggulanginya, katanya, perlu diberi obat pelonggar otot saluran napas dan obat anti alergi. "Mereka sebenarnya semacam alergi terhadap abu vulkanik," katanya.
Menurut dia, untuk mencegah kejadian tersebut masyarakat perlu mengenakan masker agar tidak menghirup abu vulkanik.
Seperti diberitakan sebelumnya, satu dari sejumlah korban tersebut meninggal dunia saat dalam perjalanan evakuasi, yakni seorang balita bernama Ilham Azaki usia enam bulan, anak dari pasangan Sriyanto dan Rukilah warga Gedangan, Desa Ngargosuko, Kecamatan Srumbung.
Saat dibawa ke RSUD kondisi balita tersebut sudah meninggal dunia.
Sasongko mengatakan, biaya pengobatan bagi para korban ditanggung Pemerintah Kabupaten Magelang. "Para korban Merapi sejak status awas, biaya perawatan di rumah sakit ditanggung pemerintah," katanya.
(H018/Z002)
50 Korban Merapi Dirawat di RS Muntilan
27 Oktober 2010 01:19 WIB
Sejumlah petugas membawa salah satu korban letusan Gunung Merapi di RS Sarjito Yogyakarta, Selasa (26/10). (ANTARA/Regina Safri)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
Tags: