Solo (ANTARA News) - Violis senior Idris Sardi menilai lagu kebangsaan yang dikumandangkan setiap memperingati Hari Sumpah Pemuda cenderung hanya dipahami pada aspek musikalitasnya tanpa memaknai arti dari tiap lirik lagu tersebut.

"Padahal lirik di tiap bait lagu kebangsaan tersebut merupakan cerita tentang perjuangan dan beberapa kisah perjalanan para pejuang Indonesia," katanya di Solo, Selasa.

Namun, katanya, selama ini lagu kebangsaan yang selalu dimainkan pada setiap peringatannya hanya dimaknai sebagai karya musik.

"Jika hanya memainkan musik itu hal yang mudah, tetapi bermusik dengan menyelami roh-roh para pejuang itulah yang sulit," katanya.

Dia mengatakan jika melihat realita di Indonesia saat ini, peringatan Sumpah Pemuda yang jatuh setiap 28 Oktober itu memiliki makna yang cukup dalam.

Peringatan Sumpah Pemuda, menurut dia, memiliki peran untuk memaknai secara hakiki mengenai sumpah pemuda atas kesadaran dan kesatuan para pemuda untuk bersatu padu di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Jangan sampai peringatan Sumpah Pemuda yang berlangsung setiap tahunnya diperingati sebatas seremonial belaka," katanya.

Maka dari itu, kata dia, peringatan Hari Sumpah Pemuda kali ini diharapkan jangan sekadar perayaan menyanyikan lagu kebangsaan semata tanpa memaknainya.

"Kita harus menyelami secara dalam mengenai makna dari tiap lirik yang terkandung dan diterapkan dikehidupan saat ini," katanya.

Rencananya, musikus berusia 72 tahun ini akan membawakan lagu Indonesia Raya yang diiringi oleh Bengawan Symphony Orchestra dalam upacara Sumpah Pemuda, Kamis (28/10), di Stadion Manahan, Solo. (ANT-201/K004)