Pesawaran, Lampung (ANTARA News) - Mahera (5) putra kedua pasangan Matnusi (39) dengan Ketut Diasa (36) warga Dusun Sanggi Tajur Desa Sanggi Muara, Punduhpidada, Pesawaran, Provinsi Lampung mengalami kekurangan asupan gizi.

"Berat badannya hingga saat ini hanya seberat enam kilogram, seharusnya pada ukuran normal berat badannya lebih dari enam kilogram," ujar Matnusi, ayah balita tersebut, di RSU Abdul Moeloek, Bandarlampung, Senin.

Kurangnya asupan makanan, pemilihan jenis makanan yang tidak tepat ataupun karena sebab lain seperti adanya penyakit infeksi yang menyebabkan kurang terserapnya nutrisi dari makanan.

Secara klinis gizi buruk ditandai dengan asupan protein, energi dan nutrisi mikro seperti vitamin yang tidak mencukupi ataupun berlebih sehingga menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.

Menurut dia, anaknya sudah dua hari dirawat di rumah sakit tersebut, namun masih demam.

"Sesekali terdengar tangisnya dengan suara tak bertenaga, sudah dua hari kami di sini, namun keadaan anak kami masih seperti ini," kata Nusi sapaan akrab sang ayah.

Nusi menambahkan, Mahera seharusnya dari dulu dibawa ke rumah sakit, namun karena kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan saya tidak dapat berbuat banyak.

"Ini saja saya hanya memberanikan diri dengan bermodalkan uang Rp200 ribu pemberian saudaranya untuk membawa buah hatinya yang ke dua tersebut ke rumah sakit," katanya.

Ia menjelaskan selama ini untuk kehidupan keluarganya hanya mengandalkan hasil bertani yang tidak seberapa sehingga anak ke duanya pun mengalami hal serupa dengan sang kakak.

Hal semacam itu adalah kali kedua bagi Matnusi, putra pertamanya pun, Yogi (11) mengalami hal yang sama, menginjak usianya yang ke 11 Yoga mengalami kelumpuhan.

"Saya tidak mau apa yang terjadi pada yogi, terjadi lagi pada anak saya Mahera," katanya.

Ia juga berharap pemerintah dapat memberikan perhatian kepada masyarakat miskin di daerahnya sehingga kejadian yang menimpa dirinya tidak terjadi kepada orang lain.

Kondisi Mahera sangat memprihatinkan, kondisi fisiknya semakin memburuk, bahkan berat tubuh balita berusia lima tahun ini tak seimbang dibanding balita seusianya.

Penderitaan ini sudah dialami Mahera sejak menginjak usia 11 bulan. (ANT-050/K004)