Padang (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika meralat atau mencabut pernyataannya bahwa gempa berkekuatan 7,2 SR yang mengguncang Provinsi Sumatera Barat, Senin malam (25/10) pukul 21.40 WIB tidak menimbulkan tsunami.

Awalnya situs ini menginformasikan berpotensi tsunami. Namun sekitar 30 menit kemudian, prediksi ini tidak terjadi dan BMKG meralat informasi yang menyatakan berpotensi tsunami.

Situs Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ini juga mencacat gempa terjadi di 3,61 Lintang Selatan dan 99.93 Bujur Timur. Pusat gempa berada pada 78 Km Barat Kecamatan Pagai Selatan, Kabupaten Mentawai dengan kedalaman 10 Km.

Kapusdalops BPBD Sumbar, Ade Edwar dalam SMS-nya yang diterima ANTARA News menegaskan tidak ada tsunami, dan ia meminta masyarakat tetap tenang dan tidak perlu melakukan evakuasi.

Meski gempa ini berpusat di Mentawai, warga di Sikabaluan Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Mentawai tidak merasakan guncangan. "Tidak terjadi apa-apa Bang. Teman-teman saya juga tidak ada yang bilang barusan ada gempa," kata Abel Sirileluleu yang dihubungi dari Kota Padang.

Demikian juga di daerah Pasaman Barat, warga juga tidak merasakan guncangan. "Di Pasaman Barat tidak terasa. Warga di sini aman," kata Mendrial yang menelepon ke redaksi ANTARA News untuk memastikan kondisi karena ia sebelumnya mendapat telepon dari anaknya yang tinggal di Provinsi Jambi terkait informasi gempa yang muncul di salah satu stasiun televisi.

Kepanikan justru terjadi di Kota Padang yang berjarak 125 mil dari Mentawai. Warga banyak yang lari bagian utara kota. Di Jalan Lapai sampai Ampang yang merupakan jalur evakuasi, langsung dipadati para pengendara yang hendak mengungsi. Di Jalan By Pass sebagai zona hijau sekitar pukul 22.00 WIB juga mulai dipadati warga.

Kepanikan juga terjadi pada warga Painan, Kabupaten Pesisir Selatan. Nona Era di Painan yang yang dihubungi mengatakan, warga berhamburan ke luar rumah. Bahkan warga telah bersiap-siap untuk mengungsi.
(ANT/A038)