Jakarta (ANTARA) - Rekor lompat jangkit putri yang nyaris berusia 26 tahun lamanya akhirnya patah di Olimpiade Tokyo 2020.

Atlet Venezuela Yulimar Rojas bertanggung jawab atas pemecahan rekor tersebut, saat ia tampil dalam babak final lompat jangkit putri dan menyabet medali emas di Olympic Stadium, Tokyo, Minggu.

Rojas membukukan lompatan sejauh 15,67 meter di Tokyo dan membuatnya menghapuskan nama atlet Ukraina Inessa Kravets, yang sebelumnya memegang rekor lompat jangkit putri dengan lompatan 15,50 meter.

Kravets mencatatkan rekor tersebut saat ia menjadi jawara Kejuaraan Dunia Atletik 1995 di Gothenburg, Swedia, demikian dikutip dari laman resmi Olimpiade.

Baca juga: Yang bakal paling menarik pada hari ketiga Atletik Olimpiade

Rojas, memang tiba di Tokyo sebagai salah satu unggulan utama mengingat ia terus mengasah dirinya setelah hanya meraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

Sejak perak itu, Rojas menyabet berbagai medali emas termasuk Kejuaraan Dunia Atletik 2017 London, Kejuaraan Indoor Dunia 2018 Birmingham, Pan American Games 2019 Lima dan Kejuaraan Dunia 2019 Doha.

Rojas mengaku sudah membidik untuk memecahkan rekor dunia milik Kravets di Tokyo.

"Saya memang memburunya, saya tahu hari ini kaki saya punya jarak yang cukup untuk mendapatkannya. Saya memang sedikit gagal dari aspek teknis, tetapi lomparan terakhir memikul segalanya dan maka terjadilah," kata Rojas selepas laga dikutip dari Reuters.

Sementara itu medali perak dimenangi oleh Patricia Mamona dengan lompatan sejauh 15,01 meter yang juga memecahkan rekor nasional Portugal.

Rekor nasional Spanyol juga dipecahkan oleh Ana Peleteiro yang meraih perunggu dengan lompatan sejauh 14,87 meter.

Baca juga: Marcell Jacobs rebut emas lari 100m putra Olimpiade Tokyo
Baca juga: Jamaika sapu medali 100m putri, Thompson-Herah dekati rekor Flo Jo
Baca juga: Kritik pelatih, sprinter Belarusia dipulangkan paksa sebelum tanding