Magelang (ANTARA News) - Guguran lava cukup besar Gunung Merapi terjadi pada Senin sekitar pukul 13.00 WIB ke arah barat, yakni ke Sungai Senowo II dan Senowo III serta sebagian Sungai Lamat.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi Ngepos di Kecamatan Srumbung, Retiyo, di Magelang, mengatakan guguran lava tersebut terlihat dari Pos Pengamatan Babadan dengan jarak luncur sekitar dua kilometer.
Selama terjadi peningkatan aktivitas Merapi akhir-akhir ini, katanya, baru pertama kali terjadi guguran lava mengarah ke barat, biasanya ke arah selatan, yakni Sungai Gendol dan Krasak.
"Namun, guguran lava ini belum bisa untuk memperkirakan erupsi Merapi ke arah mana. Kalau lava pijar bisa untuk menentukan arah erupsi, sedangkan ini hanya guguran lava," katanya.
Ia mengatakan, desakan magma dari dalam perut gunung bisa mengakibatkan lava berguguran, antara lain berupa batu besar, pasir, dan abu disertai asap putih.
Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini sejak Senin pukul 06.00 WIB statsusnya naik dari "siaga" menjadi "awas".
Berdasarkan data kegempaan, pada Minggu (24/10) terjadi gempa vulkanik A (dalam) tujuh kali, gempa vulkanik B (dangkal) 73 kali, multiphase 588 kali, dan gempa guguran 194 kali.
Sedangkan pada Senin pukul 00-09 WIB terjadi gempa vulkanik A empat kali, gempa vulkanik B 60 kali, multiphase 278 kali, dan gempa guguran 164 kali.
Sementara itu sebagian warga di wilayah Kabupaten Magelang, yakni di Desa Kaliurang dan Kemiren Kecamatan Srumbung mulai diungsikan, terutama para lansia, anak-anak, dan wanita.
Camat Srumbung Agus Purgunanto di Magelang, mengatakan untuk sementara baru warga di empat dusun di Desa Kaliurang yakni Cempagan, Kaliurang Selatan, Kaliurang Utara, dan Sumberejo. Mereka dievakuasi ke tempat pengungsian akhir (TPA) Tanjung, Muntilan.
Selain itu, katanya, warga di Desa Kemiren yakni Dusun Kemiren dan Jamburejo dievakuasi ke TPA Jeruk Agung, Srumbung.
(H018/B010)
Guguran Lava Merapi ke Arah Sungai Senowo
25 Oktober 2010 16:51 WIB
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010
Tags: