Olimpiade
Zohri akui masih harus benahi mental dan teknik 'start'
31 Juli 2021 21:24 WIB
Lalu Muhammad Zohri saat menjalani latihan di Olympic Stadium Rabu (28/7/2021). Ia berusaha beradaptasi dengan starting blocks, karena berbeda bentuknya dengan yang biasa digunakan saat pelatihan di Indonesia. (ANTARA/HO-NOC Indonesia)
Jakarta (ANTARA) - Sprinter Indonesia Lalu Muhammad Zohri mengaku masih harus berbenah diri, terutama terkait mentalitas dan teknik start usai debut di nomor 100 meter putra Olimpiade Tokyo 2020.
"Saya sendiri merasa belum maksimal, mungkin karena (faktor) mental juga dan ada sedikit masalah starting block," kata Zohri dalam keterangan resmi Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Sabtu.
Selain itu, ia juga mengaku kurang persiapan saat tampil di pesta olahraga terbesar di dunia tersebut, karena sang pelatih yang berasal dari Amerika Serikat (AS) Harry Marra baru tiba untuk melatihnya dalam waktu kurang dari satu bulan jelang penyelenggaraan Olimpiade.
"Jadi, saya hanya bisa memperbaiki teknik start saya sedikit," ujar Zohri.
Baca juga: Lalu Muhammad Zohri finis kelima dengan catatan waktu 10,26 detik
Dalam dalam sesi uji coba lapangan, sprinter berusia 21 tahun itu mengungkapkan bahwa ia masih membutuhkan adaptasi starting block di Olympic Stadium karena berbeda dengan yang ia gunakan saat berlatih di Jakarta.
Zohri gagal melaju ke semifinal Olimpiade Tokyo dan harus puas finis di urutan kelima dalam lomba heat keempat babak pertama dengan catatan waktu 10,26 detik. Sprinter kebanggan Indonesia itu tertinggal 0,22 detik dari wakil Afrika Selatan Gift Leotlela yang finis terdepan dengan torehan waktu 10,04 detik.
Posisi kedua ditempati sprinter asal China Bingtian Su yang terpaut tipis 10,05 detik. Sementara Jason Rogers dari Saint Kitts dan Nevis berada di urutan ketiga dengan catatan waktu 10,21 detik. Dengan demikian, mereka berhak melaju ke semifinal.
Zohri pun mengaku belum puas dengan penampilannya di Olimpiade Tokyo. Meski begitu, pria yang menjadi kampiun di nomor 100m putra Kejuaraan Dunia U-20 2018 di Finlandia itu mengatakan masih memiliki ambisi yang kuat untuk berlari menembus catatan waktu di bawah 10 detik.
"Ini pelajaran untuk saya. Semoga ke depan saya bisa lebih semangat lagi. Saya bersyukur bisa mewakili Indonesia di Olimpiade. Saya berterima kasih atas dukungan masyarakat Indonesia. Semoga ke depan saya bisa tampil lebih baik dan memberi prestasi bagi Indonesia,” tutur Zohri.
Lebih lanjut, anak didik dari pelatih Eni Nurani itu mengungkapkan banyak menimba pelajaran berharga di Olimpiade Tokyo. Terlebih ketika dapat berlari di satu trek yang sama dengan mega bintang Leotlela dan Su.
Baca juga: Zohri bersaing dengan sprinter tangguh di heat 4 Olimpiade Tokyo
Zohri berjanji akan terus berlatih keras agar dapat mencapai peak performance di Olimpiade 2024 Paris, Prancis.
“Tentu saya bersyukur bisa lari bersama dengan mereka (Leotlela dan Su). Semoga ke depan saya bisa menyaingi dan mengalahkan mereka," ungkap Zohri.
"Untuk sekarang, start harus diperbaiki, harus divaluasi. Selain itu juga soal akselerasi dan mempertahankan kecepatan. Semoga saya bisa masuk kualifikasi dan berprestasi di Paris nanti," pungkasnya.
Baca juga: Lalu Zohri dan kepungan persaingan sengit sprinter di bawah 10 detik
Baca juga: Zohri manfaatkan waktu beradaptasi dengan arena perlombaan
"Saya sendiri merasa belum maksimal, mungkin karena (faktor) mental juga dan ada sedikit masalah starting block," kata Zohri dalam keterangan resmi Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Sabtu.
Selain itu, ia juga mengaku kurang persiapan saat tampil di pesta olahraga terbesar di dunia tersebut, karena sang pelatih yang berasal dari Amerika Serikat (AS) Harry Marra baru tiba untuk melatihnya dalam waktu kurang dari satu bulan jelang penyelenggaraan Olimpiade.
"Jadi, saya hanya bisa memperbaiki teknik start saya sedikit," ujar Zohri.
Baca juga: Lalu Muhammad Zohri finis kelima dengan catatan waktu 10,26 detik
Dalam dalam sesi uji coba lapangan, sprinter berusia 21 tahun itu mengungkapkan bahwa ia masih membutuhkan adaptasi starting block di Olympic Stadium karena berbeda dengan yang ia gunakan saat berlatih di Jakarta.
Zohri gagal melaju ke semifinal Olimpiade Tokyo dan harus puas finis di urutan kelima dalam lomba heat keempat babak pertama dengan catatan waktu 10,26 detik. Sprinter kebanggan Indonesia itu tertinggal 0,22 detik dari wakil Afrika Selatan Gift Leotlela yang finis terdepan dengan torehan waktu 10,04 detik.
Posisi kedua ditempati sprinter asal China Bingtian Su yang terpaut tipis 10,05 detik. Sementara Jason Rogers dari Saint Kitts dan Nevis berada di urutan ketiga dengan catatan waktu 10,21 detik. Dengan demikian, mereka berhak melaju ke semifinal.
Zohri pun mengaku belum puas dengan penampilannya di Olimpiade Tokyo. Meski begitu, pria yang menjadi kampiun di nomor 100m putra Kejuaraan Dunia U-20 2018 di Finlandia itu mengatakan masih memiliki ambisi yang kuat untuk berlari menembus catatan waktu di bawah 10 detik.
"Ini pelajaran untuk saya. Semoga ke depan saya bisa lebih semangat lagi. Saya bersyukur bisa mewakili Indonesia di Olimpiade. Saya berterima kasih atas dukungan masyarakat Indonesia. Semoga ke depan saya bisa tampil lebih baik dan memberi prestasi bagi Indonesia,” tutur Zohri.
Lebih lanjut, anak didik dari pelatih Eni Nurani itu mengungkapkan banyak menimba pelajaran berharga di Olimpiade Tokyo. Terlebih ketika dapat berlari di satu trek yang sama dengan mega bintang Leotlela dan Su.
Baca juga: Zohri bersaing dengan sprinter tangguh di heat 4 Olimpiade Tokyo
Zohri berjanji akan terus berlatih keras agar dapat mencapai peak performance di Olimpiade 2024 Paris, Prancis.
“Tentu saya bersyukur bisa lari bersama dengan mereka (Leotlela dan Su). Semoga ke depan saya bisa menyaingi dan mengalahkan mereka," ungkap Zohri.
"Untuk sekarang, start harus diperbaiki, harus divaluasi. Selain itu juga soal akselerasi dan mempertahankan kecepatan. Semoga saya bisa masuk kualifikasi dan berprestasi di Paris nanti," pungkasnya.
Baca juga: Lalu Zohri dan kepungan persaingan sengit sprinter di bawah 10 detik
Baca juga: Zohri manfaatkan waktu beradaptasi dengan arena perlombaan
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021
Tags: