Jakarta (ANTARA) - Industri kertas di Cikarang PT Fajar Surya Wisesa Tbk mampu mencetak nilai ekspor 68 juta dolar AS hingga semester I tahun ini atau di tengah pandemi yang masih terjadi di Indonesia.

"Pada 2020 kami membukukan ekspor 160 juta dolar AS. Untuk 2021 kami masih berusaha untuk mencapai angka tersebut. Tapi, sampai pertengahan tahun ini kami hanya membukukan 68 juta dolar AS," kata Direktur PT Fajar Surya Wisesa Tbk Yustinus Kusumah di Cikarang, Jawa Barat, Sabtu.

Yustinus mengatakan perusahaan yang dikenal dengan nama Fajar Paper itu masih mengoperasikan seluruh mesin produksinya yang berjumlah enam buah hingga saat ini.

"Sampai saat ini, seluruh mesin kami masih bekerja, meskipun di tengah keterbatasan dan tetap harus menerapkan protokol kesehatan," ujar Yustinus.

Namun, ia mengutarakan bahwa industri kertasnya saat ini masih menggunakan sekitar 50 persen bahan baku kertas dalam negeri, dan 50 persen bahan baku kertas impor.

Dalam hal itu, Yustinus menyampaikan bahwa perusahaan pada dasarnya menginginkan untuk lebih banyak menggunakan bahan baku kertas dalam negeri, namun pasokannya masih belum mencukupi.

"Kami juga memberikan insentif, atau kami membeli bahan baku kertas daur ulang dengan harga yang tinggi, dengan harapan, semakin banyak yang memproduksi bahan baku kertas daur ulang ini, mengingat bahan baku adalah hal yang paling penting dalam proses produksi," ujar Yustinus.

Ia menambahkan bahwa perusahaan bahkan memberikan bantuan alat press untuk pengepul kertas daur ulang kecil maupun besar, di mana mesin tersebut dapat dibeli dengan cara menyicilnya hingga lunas.

Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menyampaikan bahwa bahan baku memang merupakan hal yang sangat penting bagi industri.

"Kita tahu juga bahwa industri menginginkan bahan baku berasal dari dalam negeri, karena lebih mudah digunakan dan lebih murah. Kalau impor, itu kan ada biaya asuransinya dan segala macam. Kami akan berupaya ke depan bagaimana industri kertas bisa mendapatkan bahan baku lebih banyak dari dalam negeri," ungkap Putu.

Dengan demikian, tambah Putu, Fajar Paper dapat meningkatkan ekspornya ke lebih dari 13 negara yang mereka tuju tahun ini, sehingga mampu meningkatkan devisa bagi negara.

Baca juga: Peruri ekspor perdana uang kertas Soles Peru
Baca juga: Ekspor kertas ke 70 negara, Riau Andalan raih Primaniyarta Awards
Baca juga: Kinerja ekspor bikin industri pulp dan kertas Indonesia berpotensi jadi terbesar dunia