Dokter anjurkan ibu menyusui konsumsi gizi seimbang
31 Juli 2021 18:03 WIB
Tangkapan layar Dokter spesialis anak dari RS Ibu dan Anak Brawijaya dr Attila Dewanti SpA(K) dalam acara Instagram Live Hometowndairy yang dipantau di Jakarta, Sabtu (31/7/2021). (ANTARA/Indriani)
Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak dari RS Ibu dan Anak Brawijaya dr Attila Dewanti SpA(K) menganjurkan agar ibu hamil dan menyusui mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang dengan kandungan makronutrien di dalamnya.
“Ibu hamil dan menyusui harus mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan kandungan makronutrien di dalamnya, karena 1.000 hari pertama dalam kehidupan sangat menentukan perkembangan anak selanjutnya. 1.000 hari pertama tersebut dihitung dari sejak awal kehamilan hingga berusia dua tahun,” ujar Attila dalam acara Instagram Live Hometowndairy yang dipantau di Jakarta, Sabtu.
Dia menambahkan faktor makanan sangat mempengaruhi ketersediaan air susu ibu (ASI) yang diberikan pada bayi. Ketersediaan ASI tersebut tidak langsung ada saat ibu melahirkan, untuk itu perlu dilakukan persiapan. Begitu dinyatakan hamil, lanjut dia, ibu harus mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan mengandung makronutrien seperti susu, protein dan juga lemak.
Baca juga: ASI tetap perlu diberikan pada anak meski ibu alami COVID-19
Baca juga: Tips menyusui kembali setelah ibu dan bayi terpisah karena COVID-19
Makronutrien merupakan zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah besar untuk memberikan tenaga secara langsung. Makronutrien terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. Asupan makronutrien berperan sebagai pembentuk organ serta sel janin dan bayi pada ibu hamil dan menyusui.
“Agar pada saat melahirkan, ASI sudah terbentuk dengan baik dan optimal. ASI sangat penting bagi bayi karena mengandung kolostrum yang berperan penting bagi kesehatan bayi dan memperkuat daya tahan tubuh bayi,” terang dia.
Attila juga mengingatkan para ibu menyusui untuk tidak panik begitu ASI-nya tidak keluar meskipun sudah mengonsumsi makanan bergizi seimbang saat hamil. Menurut dia, ada waktu penyesuaian yakni selama 48 jam, yang mana bayi tersebut masih aman jika belum mendapatkan ASI karena masih memiliki cadangan makanan.
“Yang terpenting begitu melahirkan langsung melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) selama setengah jam hingga satu jam. Jadi jangan langsung bayinya dikasih susu formula begitu ASI-nya belum keluar, bayi masih ada cadangan makanan hingga 48 jam. InsyaAllah pada hari ketiga akan keluar ASI-nya,” imbuh dia.
Mengenai makanan yang dikonsumsi ibu menyusui, dia meminta agar ibu tidak mengonsumsi makan yang berlebihan. Makanan harus mengandung mikronutrien dan yang terpenting ada karbohidrat kompleks, protein yang bisa didapat dari susu, telur, dan juga lemak yang bisa didapat dari daging.
Baca juga: Pakar IPB University: Cegah stunting dengan optimalkan fungsi keluarga
Baca juga: ASI eksklusif dan makanan bergizi bantu cegah pneumonia pada anak
“Ibu hamil dan menyusui harus mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan kandungan makronutrien di dalamnya, karena 1.000 hari pertama dalam kehidupan sangat menentukan perkembangan anak selanjutnya. 1.000 hari pertama tersebut dihitung dari sejak awal kehamilan hingga berusia dua tahun,” ujar Attila dalam acara Instagram Live Hometowndairy yang dipantau di Jakarta, Sabtu.
Dia menambahkan faktor makanan sangat mempengaruhi ketersediaan air susu ibu (ASI) yang diberikan pada bayi. Ketersediaan ASI tersebut tidak langsung ada saat ibu melahirkan, untuk itu perlu dilakukan persiapan. Begitu dinyatakan hamil, lanjut dia, ibu harus mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan mengandung makronutrien seperti susu, protein dan juga lemak.
Baca juga: ASI tetap perlu diberikan pada anak meski ibu alami COVID-19
Baca juga: Tips menyusui kembali setelah ibu dan bayi terpisah karena COVID-19
Makronutrien merupakan zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah besar untuk memberikan tenaga secara langsung. Makronutrien terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. Asupan makronutrien berperan sebagai pembentuk organ serta sel janin dan bayi pada ibu hamil dan menyusui.
“Agar pada saat melahirkan, ASI sudah terbentuk dengan baik dan optimal. ASI sangat penting bagi bayi karena mengandung kolostrum yang berperan penting bagi kesehatan bayi dan memperkuat daya tahan tubuh bayi,” terang dia.
Attila juga mengingatkan para ibu menyusui untuk tidak panik begitu ASI-nya tidak keluar meskipun sudah mengonsumsi makanan bergizi seimbang saat hamil. Menurut dia, ada waktu penyesuaian yakni selama 48 jam, yang mana bayi tersebut masih aman jika belum mendapatkan ASI karena masih memiliki cadangan makanan.
“Yang terpenting begitu melahirkan langsung melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) selama setengah jam hingga satu jam. Jadi jangan langsung bayinya dikasih susu formula begitu ASI-nya belum keluar, bayi masih ada cadangan makanan hingga 48 jam. InsyaAllah pada hari ketiga akan keluar ASI-nya,” imbuh dia.
Mengenai makanan yang dikonsumsi ibu menyusui, dia meminta agar ibu tidak mengonsumsi makan yang berlebihan. Makanan harus mengandung mikronutrien dan yang terpenting ada karbohidrat kompleks, protein yang bisa didapat dari susu, telur, dan juga lemak yang bisa didapat dari daging.
Baca juga: Pakar IPB University: Cegah stunting dengan optimalkan fungsi keluarga
Baca juga: ASI eksklusif dan makanan bergizi bantu cegah pneumonia pada anak
Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021
Tags: