Hotel kapsul ramah lingkungan tempat baru berwisata di Danau Toba
31 Juli 2021 14:03 WIB
Hotel kapsul atau bobocabin ramah lingkungan jadi tempat baru berwisata di kawasan strategis pariwisata nasional Danau Toba (ANTARA/Donny Aditra)
Toba (ANTARA) - Hotel kapsul atau bobocabin ramah lingkungan jadi tempat baru berwisata di kawasan strategis pariwisata nasional Danau Toba yang merupakan hasil kerja sama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) dengan swasta.
Direktur Utama BPODT, Jimmy Bernardo Panjaitan di Toba, Sabtu (31/7) menjelaskan Hotel kapsul atau bobocabin itu terletak di kawasan Toba Caldera Resort (TCR), Kabupaten Toba. konsep hunian ini sesuai dengan masterplan pengembangan Danau Toba yang ramah lingkungan.
Karena bangunannya tidak permanen serta mendekatkan wisatawan kepada kehidupan hutan, sehingga bisa lebih menumbuhkan rasa cinta dengan alam.
Dari lokasi bobocabin atau kemah modern itu, wisatawan bisa menikmati keindahan alam Danau Toba yang didukung dengan kecanggihan teknologi internet of things
Berbagai macam fasilitas seperti smart glass window atau jendela kaca pintar, mood lamps dan bluetooth audio speaker, bisa dikendalikan langsung dari aplikasi di telepon genggam pengunjung.
Jimmy menambahkan saat ini bobocabin yang tersedia masih empat unit dengan harga Rp1 juta per malam dan akhir tahun ditargetkan akan ada total 30 unit yang tersedia.
Meski dalam kondisi pandemi COVID-19, hotel tersebut mulai diminati wisatawan dengan tingkat okupansi tercatat minimal 50 persen per harinya dan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Konsep hotel ini dekat dengan alam dan dirancang khusus supaya tidak merusak alam. Supaya orang yang datang dapat menikmati suasana alamnya. Kita tekankan alamnya dan ramah lingkungan, jadi orang bisa menikmati alamnya," katanya.
Sementara, William, seorang pengunjung asal Kota Medan mengaku antusias menginap di tempat itu karena menawarkan pengalaman berbeda dibanding hotel-hotel pada umumnya.
"Suasana dan pemandangannya tidak kalah jauh dengan yang ada di luar serta suasana yang sangat nyaman dan tenang," katanya.
selain hunian konsep baru, pemerintah melalui BPODT ke depannya juga bekerja sama dengan perajin lokal guna memanfaatkan limbah kayu bekas untuk dijadikan produk kreatif yang bernilai ekonomi tinggi.
Hal itu dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal sekitar Danau Toba.
Baca juga: Bandara Silangit siap topang UMKM dan pariwisata Danau Toba
Baca juga: Menparekraf dorong pengrajin ulos berinovasi tingkatkan produksi
Baca juga: Mengejar pembangunan destinasi super prioritas Danau Toba
Direktur Utama BPODT, Jimmy Bernardo Panjaitan di Toba, Sabtu (31/7) menjelaskan Hotel kapsul atau bobocabin itu terletak di kawasan Toba Caldera Resort (TCR), Kabupaten Toba. konsep hunian ini sesuai dengan masterplan pengembangan Danau Toba yang ramah lingkungan.
Karena bangunannya tidak permanen serta mendekatkan wisatawan kepada kehidupan hutan, sehingga bisa lebih menumbuhkan rasa cinta dengan alam.
Dari lokasi bobocabin atau kemah modern itu, wisatawan bisa menikmati keindahan alam Danau Toba yang didukung dengan kecanggihan teknologi internet of things
Berbagai macam fasilitas seperti smart glass window atau jendela kaca pintar, mood lamps dan bluetooth audio speaker, bisa dikendalikan langsung dari aplikasi di telepon genggam pengunjung.
Jimmy menambahkan saat ini bobocabin yang tersedia masih empat unit dengan harga Rp1 juta per malam dan akhir tahun ditargetkan akan ada total 30 unit yang tersedia.
Meski dalam kondisi pandemi COVID-19, hotel tersebut mulai diminati wisatawan dengan tingkat okupansi tercatat minimal 50 persen per harinya dan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Konsep hotel ini dekat dengan alam dan dirancang khusus supaya tidak merusak alam. Supaya orang yang datang dapat menikmati suasana alamnya. Kita tekankan alamnya dan ramah lingkungan, jadi orang bisa menikmati alamnya," katanya.
Sementara, William, seorang pengunjung asal Kota Medan mengaku antusias menginap di tempat itu karena menawarkan pengalaman berbeda dibanding hotel-hotel pada umumnya.
"Suasana dan pemandangannya tidak kalah jauh dengan yang ada di luar serta suasana yang sangat nyaman dan tenang," katanya.
selain hunian konsep baru, pemerintah melalui BPODT ke depannya juga bekerja sama dengan perajin lokal guna memanfaatkan limbah kayu bekas untuk dijadikan produk kreatif yang bernilai ekonomi tinggi.
Hal itu dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal sekitar Danau Toba.
Baca juga: Bandara Silangit siap topang UMKM dan pariwisata Danau Toba
Baca juga: Menparekraf dorong pengrajin ulos berinovasi tingkatkan produksi
Baca juga: Mengejar pembangunan destinasi super prioritas Danau Toba
Pewarta: Juraidi dan Doni Aditra
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021
Tags: