Jakarta (ANTARA) - Penyidik Polres Metro Jakarta Barat menetapkan dua petinggi PT ASA berinisial YP (58) S (56) sebagai tersangka dugaan tindak pidana penimbunan obat untuk pasien COVID-19.

"Kita tetapkan dua tersangka pada kasus ini yaitu direktur dan komisaris dari PT ASA ini kita jerat dengan UU perdagangan UU perlindungan konsumen dan UU pengendalian wabah penyakit menular," kata Wakil Kepala Polres Metro Jakarta Barat AKBP Bismo Teguh Prakoso di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Polrestro Jakbar geledah ruko timbun obat COVID-19 di Kalideres

Kedua tersangka tersebut menurut Bismo terbukti menimbun obat jenis Azithromycine Dehydrate, Flucadex dan beberapa obat lain di sebuah gudang kawasan Jakarta Barat.

Bismo mengatakan awalnya PT. ASA menerima persediaan obat tersebut sejak 5 Juni 2021 lalu. Namun, saat beberapa pelanggan meminta obat tersebut, pihak perusahaan kerap berdalih bahwa tidak memiliki stok obat.

Alasan yang sama juga dikatakan pihak perusahaan kala melakukan rapat via daring dengan pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Dalam zoom meet menanyakan stok obat COVID ini yang selalu dijawab tidak ada dan tidak dilaporkan. Tidak kooperatif dalam pelaporan," ujar Bismo.

Tersangka pun menimbun obat-obatan tersebut hingga harganya menjadi tinggi di pasaran.

Tersangka memasang harga Rp.600.000 hingga Rp.700.000 per kotak sedangkan umumnya satu tablet hanya dijual Rp 7.500.

Baca juga: Percepat kasus, Polrestro Jakbar sumbang obat sitaan untuk warga

"Harga Rp1.700 untuk satu tablet. Satu kotak isinya 20 tablet. Mereka ini harganya bisa mencapai Rp.600.000 sampai Rp.700.000 satu kotak," tutur Bismo.

Polisi pun menyita 730 kota obat Azythromycine Dehydrate dan beberapa obat lain yang diperuntukkan untuk pasien COVID-19.

"Kita jerat tersangka dengan UU perdagangan UU perlindungan konsumen dan UU pengendalian wabah penyakit menular. Ancaman hukuman lima tahun penjara," ungkap Bimo.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKP Fahmi Fiandri mengatakan kedua tersangka belum ditahan karena dinilai kooperatif dalam penyidikan.

Namun demikian, dia memastikan kedua tersangka dipastikan akan menjalani pemeriksaan sebagai tersangka pada Selasa depan.

"Kan itu subjektivitas penyidik untuk lakukan penahanan. Jadi bukan tidak tapi belum lakukan penahanan," ucap Fahmi.

Baca juga: Polisi-jaksa berkoordinasi untuk tetapkan tersangka penimbun obat