CDC AS: varian Delta sama menularnya dengan cacar air
30 Juli 2021 16:16 WIB
Sejumlah orang dengan masker di wajahnya berjalan di kawasan Times Square, Kota New York seiring dengan semakin meningkatnya penularan COVID-19 akibat virus SARS-CoV-2 varian Delta di New York, Amerika Serikat (23/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Eduardo Munoz/wsj.
Bengaluru (ANTARA) - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menggambarkan varian Delta dari virus corona sama menularnya dengan cacar air dan dapat menyebabkan penyakit parah.
Hal itu disampaikan dalam berita yang disiarkan New York Times yang mengutip dokumen internal CDC.
Virus corona varian Delta juga lebih mungkin untuk menembus perlindungan yang diberikan oleh vaksin, menurut laporan CDC itu.
Keputusan CDC pada Selasa (27/7) untuk kembali meminta warga Amerika mematuhi petunjuk penggunaan masker walaupun sudah divaksin penuh juga didasarkan pada laporan tersebut.
Baca juga: Varian Delta mulai masuk Beijing
Baca juga: Kasus di Nanjing akhirnya terkonfirmasi sebagai varian Delta
Namun, data CDC menunjukkan bahwa vaksin COVID sangat efektif dalam mencegah penyakit serius, perawatan inap dan kematian pada orang yang telah divaksin terhadap virus corona, kata laporan itu yang mengutip para ahli.
Penelitian baru menunjukkan orang yang telah divaksin dan terinfeksi varian Delta membawa sejumlah besar virus di hidung dan tenggorokan, kata Direktur CDC Rochelle Walensky kepada New York Times.
Virus corona varian Delta lebih menular daripada virus yang menyebabkan MERS, SARS, Ebola, flu biasa, flu musiman dan cacar, seperti disampaikan dalam berita media tersebut.
Langkah segera berikutnya bagi CDC adalah untuk "mengakui bahwa perang (melawan virus corona) telah berubah," kata New York Times (NYT) yang mengutip laporan CDC.
CDC diharapkan untuk mempublikasikan data tambahan tentang varian Delta pada Jumat, kata NYT.
Sumber: Reuters
Baca juga: India laporkan 44.230 kasus baru COVID
Baca juga: AS sebut China intimidasi wartawan asing peliput banjir
Hal itu disampaikan dalam berita yang disiarkan New York Times yang mengutip dokumen internal CDC.
Virus corona varian Delta juga lebih mungkin untuk menembus perlindungan yang diberikan oleh vaksin, menurut laporan CDC itu.
Keputusan CDC pada Selasa (27/7) untuk kembali meminta warga Amerika mematuhi petunjuk penggunaan masker walaupun sudah divaksin penuh juga didasarkan pada laporan tersebut.
Baca juga: Varian Delta mulai masuk Beijing
Baca juga: Kasus di Nanjing akhirnya terkonfirmasi sebagai varian Delta
Namun, data CDC menunjukkan bahwa vaksin COVID sangat efektif dalam mencegah penyakit serius, perawatan inap dan kematian pada orang yang telah divaksin terhadap virus corona, kata laporan itu yang mengutip para ahli.
Penelitian baru menunjukkan orang yang telah divaksin dan terinfeksi varian Delta membawa sejumlah besar virus di hidung dan tenggorokan, kata Direktur CDC Rochelle Walensky kepada New York Times.
Virus corona varian Delta lebih menular daripada virus yang menyebabkan MERS, SARS, Ebola, flu biasa, flu musiman dan cacar, seperti disampaikan dalam berita media tersebut.
Langkah segera berikutnya bagi CDC adalah untuk "mengakui bahwa perang (melawan virus corona) telah berubah," kata New York Times (NYT) yang mengutip laporan CDC.
CDC diharapkan untuk mempublikasikan data tambahan tentang varian Delta pada Jumat, kata NYT.
Sumber: Reuters
Baca juga: India laporkan 44.230 kasus baru COVID
Baca juga: AS sebut China intimidasi wartawan asing peliput banjir
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021
Tags: