Babel fokus kembangkan "food estate" di tiga kabupaten
30 Juli 2021 15:29 WIB
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memfokuskan pengembangan program "food estate" di Kabupaten Bangka, Bangka Tengah dan Belitung Timur guna meningkatkan ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat daerah itu. ANTARA/Aprionis.
Pangkalpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memfokuskan pengembangan program "food estate" di Kabupaten Bangka, Bangka Tengah dan Belitung Timur guna meningkatkan ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat daerah itu.
"Kita mengembangkan kopi, kapulaga dan cabai jamu seluas 1.000 hektare di tiga kabupaten ini untuk mempercepat program food estate yang digalakkan pemerintah pusat," kata Gubernur Kepulauan Babel Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan penanaman tiga komoditas yaitu kopi, kapulaga dan cabai itu di dalam satu lahan, guna memberikan berbagai alternatif bagi masyarakat untuk bercocok tanam, disamping komoditas unggulan pertanian yang ada saat ini.
Selain itu, kawasan itu juga akan dijadikan salah satu sentra pembibitan untuk menghasilkan bibit turunan untuk dikembangkan di Bangka Belitung, sehingga dapat mendorong masyarakat untuk lebih bersemangat mengembangkan usaha pertanian ini.
"Kita berharap tindak lanjutnya ke depan, agar kopi betul-betul menjadi komoditas yang dapat kita andalkan, selain kapulaga dan cabai jamu ini," harapnya.
Menurut dia, sebagai jaminan bagi para petani, Pemprov Babel sudah memiliki pembeli hasil komoditas tersebut. Dengan demikian petani tidak hanya dianjurkan untuk terus menanam saja tetapi hasil produksinya juga telah disiapkan pembelinya.
"Semakin banyak komoditas yang menjadi usaha masyarakat, maka akan menambah kekayaan komoditas yang dapat bermanfaat bagi ekonomi daerah ini," katanya.
Ia menambahkan dalam kegiatan penanaman komoditas program food estate ini, Pemprov Babel menggandeng Kepala Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Kementerian Pertanian, Prof. Rubiyo, seorang pakar tanaman kopi untuk memberikan pendampingan bagi petani.
"Kita juga mengoptimalkan peran penyuluh tidak hanya menyampaikan informasi kepada petani ternak tetapi juga harus mampu menambah, mengubah, dan membangun aspek-aspek pengetahuan, maupun keterampilan petani ternak sehingga mereka mampu bertani dan berusaha lebih baik serta menguntungkan," katanya.
Baca juga: Babel jadikan sentra padi Bangka Selatan sebagai "food estate"
Baca juga: Food estate dapat jadi solusi pemenuhan pangan RI, kata peneliti Indef
Baca juga: Anggota DPR: Realisasi anggaran Food Estate jangan tumpang tindih
"Kita mengembangkan kopi, kapulaga dan cabai jamu seluas 1.000 hektare di tiga kabupaten ini untuk mempercepat program food estate yang digalakkan pemerintah pusat," kata Gubernur Kepulauan Babel Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan penanaman tiga komoditas yaitu kopi, kapulaga dan cabai itu di dalam satu lahan, guna memberikan berbagai alternatif bagi masyarakat untuk bercocok tanam, disamping komoditas unggulan pertanian yang ada saat ini.
Selain itu, kawasan itu juga akan dijadikan salah satu sentra pembibitan untuk menghasilkan bibit turunan untuk dikembangkan di Bangka Belitung, sehingga dapat mendorong masyarakat untuk lebih bersemangat mengembangkan usaha pertanian ini.
"Kita berharap tindak lanjutnya ke depan, agar kopi betul-betul menjadi komoditas yang dapat kita andalkan, selain kapulaga dan cabai jamu ini," harapnya.
Menurut dia, sebagai jaminan bagi para petani, Pemprov Babel sudah memiliki pembeli hasil komoditas tersebut. Dengan demikian petani tidak hanya dianjurkan untuk terus menanam saja tetapi hasil produksinya juga telah disiapkan pembelinya.
"Semakin banyak komoditas yang menjadi usaha masyarakat, maka akan menambah kekayaan komoditas yang dapat bermanfaat bagi ekonomi daerah ini," katanya.
Ia menambahkan dalam kegiatan penanaman komoditas program food estate ini, Pemprov Babel menggandeng Kepala Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Kementerian Pertanian, Prof. Rubiyo, seorang pakar tanaman kopi untuk memberikan pendampingan bagi petani.
"Kita juga mengoptimalkan peran penyuluh tidak hanya menyampaikan informasi kepada petani ternak tetapi juga harus mampu menambah, mengubah, dan membangun aspek-aspek pengetahuan, maupun keterampilan petani ternak sehingga mereka mampu bertani dan berusaha lebih baik serta menguntungkan," katanya.
Baca juga: Babel jadikan sentra padi Bangka Selatan sebagai "food estate"
Baca juga: Food estate dapat jadi solusi pemenuhan pangan RI, kata peneliti Indef
Baca juga: Anggota DPR: Realisasi anggaran Food Estate jangan tumpang tindih
Pewarta: Aprionis
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021
Tags: