Jakarta (ANTARA) - Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) siap menyelenggarakan Jakarta International Contemporary Dance Festival atau JICON Dance Fest tahun ini.

Festival berbagai program tari yang bermuara pada semangat kekinian pada praktik, wacana pertukaran maupun kolaborasi ini akan dihelat pada bulan September-Oktober 2021.

"Situasi pandemi mendorong seniman tari melakukan perluasan kerja kreatif dan menafsir ulang makna panggung, maka JICON Dance Fest membuka peluang penawaran karya baru serta kerja-kerja kolaborasi para seniman serta menghadirkan tontonan yang menarik bertaraf Internasional bagi masyarakat lebih luas," kata Ketua Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta, Yola Yulfianti, melalui keterangannya, Jumat.

Baca juga: Anggota DKJ harapkan musisi jadikan pandemi inspirasi bermusik

Adapun kegiatan yang dilakukan JICON Dance Fest adalah Kolaborasi Internasional, dalam program ini merupakan kerja kreatif antara komunitas tari di Jakarta, seniman Indonesia dan negara lain. Mereka bekerja bersama melakukan eksplorasi dan eksperimentasi dan menghasilkan penawaran karya baru yang dipresentasikan secara spesifik.

Tahun ini, JICON Dance Fest bekerja sama dengan Komunitas Serambi Inklusi dari Jakarta, dan Shin Sakuma dari Tokyo. Kolaborasi international ini sangat berkesan karena melibatkan teman-teman disabilitas dari dua negara.

Tidak hanya itu, JICON Dance Fest juga bekerjasama dengan seniman dari Maputo, Mozambique yang menjadi sister city DKI Jakarta, kerjasama dengan Maputo pertukaran seniman dan aksesibilatas kesenian bagi komunitas lokal.

Ada pula Digital Stage Dance Lab, kegiatan yang mendorong seniman tari untuk semakin membuka diri terhadap kemungkinan artistik baru, yang dihasilkan dari kerja kolaborasi lintas disiplin dan lintas medium sehingga memunculkan karya digital performance base.

Laboratorium tari dan teknologi ini mendorong lahirnya penawaran artistik baru dari kola borasi seniman tari dengan seniman digital.

Selain itu, JICON dance Fest juga menyelenggarakan festival film tari internasional IMAJITARI. Film tari sudah tidak asing lagi dalam kultur tari dan film di Indonesia dan dunia.

Kompetisi ini mendorong pertumbuhan karya film tari seniman Indonesia dan membawanya ke panggung dunia. Platform kompetisi ini terbuka secara internasional dan telah diikuti lebih dari 500 peserta dari beragam negara sejak diadakannya di tahun 2018.

Selanjutnya, Workshop Artistic Development yang merupakan loka karya intensif yang diikuti oleh seniman dari berbagai lintas disiplin ilmu yang menggali persoalan koreografi dalam seni pertunjukkan.

Pertukaran pemikiran dalam workshop ini diharapkan dapat mengembangkan wacana artistik yang dapat melahirkan gagasan baru.

Khusus untuk agenda ini, Komite Tari DKJ bekerja sama dengan Yayasan Kelola, dan telah membuka pendaftaran untuk seniman tari, koreografer, pelaku seni di bidang pertunjukan serta disiplin seni lainnya.

Untuk pendaftaran bisa dilakukan di http://www.jicon.id/open-call/, hingga 2 Agustus.

Agenda selanjutnya adalah Telisik tari yang di dalamnya ada Dokumenter Maestro, Jurnal/Artikel Tari Online, Penerbitan Buku Seri Wacana Tari. Hakikat platform ini meneropong wilayah kajian tari.

Baca juga: Pandemi diharapkan jadi momentum perbaiki infrastruktur industri film

Baca juga: DKJ optimistis banyak karya musisi muda terinspirasi budaya Indonesia

Baca juga: DKJ harap konser fisik dan daring bisa beriringan di pemulihan pandemi