Laba Bank Syariah Indonesia tumbuh 34,29 persen di semester I-2021
30 Juli 2021 11:31 WIB
Tangkapan Layar Direktur Keuangan Bank Syariah Indonesia (BSI) Ade Cahyo Nugroho dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (30/07/2021). (ANTARA/Agatha Olivia)
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) meraup laba bersih Rp1,48 triliun pada semester I-2021, atau tumbuh 34,29 persen dari semester I-2020 yakni Rp1,1 triliun.
"Tentu kita lihat proses merger ini menghasilkan bank yang baik dan meningkatkan kepercayaan nasabah," kata Direktur Keuangan BSI Ade Cahyo Nugroho dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.
Ade menjelaskan, dari sisi volume, aset BSI tumbuh hingga 15,16 persen, dari Rp214,75 triliun pada semester I-2020, menjadi Rp247,3 triliun di semester I-2021.
Peningkatan aset tersebut cenderung ditopang oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 16,03 persen, dari Rp186,5 triliun di semester I-2020 menjadi Rp216,4 triliun pada semester I-2021.
Baca juga: BSI tingkatkan layanan dan dorong generasi muda berhaji
Sementara, pembiayaan juga berhasil meningkat 11,73 persen, dari Rp144,5 triliun di semester I-2020 menjadi Rp161,5 triliun pada semester I-2021.
"Peningkatan ini sangat kami syukuri di tengah pembiayaan nasional yang masih terkontraksi," ujar Ade.
Di sisi lain, ia menyebutkan, rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) gross berhasil turun 0,12 persen, dari 3,2 persen pada akhir Juni 2020 menjadi 3,11 persen per Juni 2021, begitu pula dengan NPF nett yang turun dari 1,52 persen menjadi 0,93 persen.
BSI juga mampu membentuk cadangan yang sangat kuat pada paruh pertama tahun ini, yang tercermin dari cadangan kas atau cash coverage yang meningkat 38,88 persen dari 105,19 persen di semester I-2020 menjadi 144,07 persen pada semester I-2021.
Baca juga: BSI sediakan mesin daur ulang plastik dukung ekonomi hijau
Baca juga: BSI tingkatkan pengembangan usaha koperasi syariah
"Tentu kita lihat proses merger ini menghasilkan bank yang baik dan meningkatkan kepercayaan nasabah," kata Direktur Keuangan BSI Ade Cahyo Nugroho dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.
Ade menjelaskan, dari sisi volume, aset BSI tumbuh hingga 15,16 persen, dari Rp214,75 triliun pada semester I-2020, menjadi Rp247,3 triliun di semester I-2021.
Peningkatan aset tersebut cenderung ditopang oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 16,03 persen, dari Rp186,5 triliun di semester I-2020 menjadi Rp216,4 triliun pada semester I-2021.
Baca juga: BSI tingkatkan layanan dan dorong generasi muda berhaji
Sementara, pembiayaan juga berhasil meningkat 11,73 persen, dari Rp144,5 triliun di semester I-2020 menjadi Rp161,5 triliun pada semester I-2021.
"Peningkatan ini sangat kami syukuri di tengah pembiayaan nasional yang masih terkontraksi," ujar Ade.
Di sisi lain, ia menyebutkan, rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) gross berhasil turun 0,12 persen, dari 3,2 persen pada akhir Juni 2020 menjadi 3,11 persen per Juni 2021, begitu pula dengan NPF nett yang turun dari 1,52 persen menjadi 0,93 persen.
BSI juga mampu membentuk cadangan yang sangat kuat pada paruh pertama tahun ini, yang tercermin dari cadangan kas atau cash coverage yang meningkat 38,88 persen dari 105,19 persen di semester I-2020 menjadi 144,07 persen pada semester I-2021.
Baca juga: BSI sediakan mesin daur ulang plastik dukung ekonomi hijau
Baca juga: BSI tingkatkan pengembangan usaha koperasi syariah
Pewarta: Agatha Olivia Victoria/Satyagraha
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021
Tags: