Keluarga Soeharto Akan Lakukan Pemasangan Kepala Nisan
22 Oktober 2010 00:19 WIB
Dua putra Soeharto, Bambang Trihatmojo dan Hutomo Mandala Putra (membelakangi kamera) memasang maejan (mahkota nisan) di makam mantan Presiden Soeharto, Astana Giribangun, Karanganyar, Jateng, Jumat (22/10). (ANTARA/Andika Betha)
Solo (ANTARA News) - Sekitar 300 anggota keluarga almarhum mantan Presiden Soeharto akan memadati Astana Giribangun di Karanganyar, Jawa Tengah, untuk menyempurnakan pemasangan kepala nisan atau maejan di atas pusara almarhum Soeharto, Jumat (22/10).
Kepala Rumah Tangga Ndalem Kalitan, Solo, Kamis, mengatakan, puncak rangkaian peringatan 1.000 hari wafatnya Soeharto adalah dengan memasangkan dua kepala nisan tersebut.
"Keluarga yang datang dari berbagai kota akan menghadiri Astana dan pemasangan akan dilakukan pada pukul 09.00 WIB," katanya.
Sebelumnya, pada 11 Oktober 2010 telah dilakukan pembangunan fondasi batu nisan. "Besok (Jumat-Red) merupakan penyempurnaan pemasangan kepala nisan," katanya.
Dia juga mengatakan, keluarga yang berangkat dari Ndalem Kalitan, Solo, yakni keluarga dari anak Pak Harto, Mamiek Soeharto, dan Probosutedjo.
Mamiek Soeharto, anak almarhum Soeharto, mengatakan peringatan 1.000 hari yang dihadiri oleh ribuan anggota masyarakat ini menunjukkan bahwa masyarakat masih mengingat bahkan merindukan ayahnya yang menjadi Presiden Indonesia selama 32 tahun.
Dia mengatakan, dirinya merindukan sosok Soeharto yang tegas dan penuh kasih sayang.
Disinggung masalah pemberian gelar Pahlawan pada ayahnya, Mamiek tidak berkomentar banyak dan menyerahkan semuanya kepada keputusan pemerintah.
"Bagi saya, sudah cukup jika sosok Soeharto tetap dianggap sebagai Pahlawan di hati masyarakat Indonesia," katanya.
Pada saat pemasangan kepala nisan, Jumat (22/10), Kompleks Astana Giribangun diutamakan untuk keluarga dan kerabat almarhum yang ingin datang.
Sementara masyarakat baru dipersilakan melihat pusara mantan Presiden pada saat selesai acara pemasangan kepala nisan tersebut. (ANT-201/K004)
Kepala Rumah Tangga Ndalem Kalitan, Solo, Kamis, mengatakan, puncak rangkaian peringatan 1.000 hari wafatnya Soeharto adalah dengan memasangkan dua kepala nisan tersebut.
"Keluarga yang datang dari berbagai kota akan menghadiri Astana dan pemasangan akan dilakukan pada pukul 09.00 WIB," katanya.
Sebelumnya, pada 11 Oktober 2010 telah dilakukan pembangunan fondasi batu nisan. "Besok (Jumat-Red) merupakan penyempurnaan pemasangan kepala nisan," katanya.
Dia juga mengatakan, keluarga yang berangkat dari Ndalem Kalitan, Solo, yakni keluarga dari anak Pak Harto, Mamiek Soeharto, dan Probosutedjo.
Mamiek Soeharto, anak almarhum Soeharto, mengatakan peringatan 1.000 hari yang dihadiri oleh ribuan anggota masyarakat ini menunjukkan bahwa masyarakat masih mengingat bahkan merindukan ayahnya yang menjadi Presiden Indonesia selama 32 tahun.
Dia mengatakan, dirinya merindukan sosok Soeharto yang tegas dan penuh kasih sayang.
Disinggung masalah pemberian gelar Pahlawan pada ayahnya, Mamiek tidak berkomentar banyak dan menyerahkan semuanya kepada keputusan pemerintah.
"Bagi saya, sudah cukup jika sosok Soeharto tetap dianggap sebagai Pahlawan di hati masyarakat Indonesia," katanya.
Pada saat pemasangan kepala nisan, Jumat (22/10), Kompleks Astana Giribangun diutamakan untuk keluarga dan kerabat almarhum yang ingin datang.
Sementara masyarakat baru dipersilakan melihat pusara mantan Presiden pada saat selesai acara pemasangan kepala nisan tersebut. (ANT-201/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: