10.000 bibit bakau ditanam di Pantai Batu Berang, Mandalika NTB
29 Juli 2021 10:01 WIB
Drs. H. Lalu Gita Ariadi, Sekertaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (foto kiri atas), Albert, Co-Founder Traveloka (foto kanan atas), dan Israruddin, Executive Director Sahabat Pulau Indonesia (foto kiri bawah) dalam acara peluncuran Program Penanaman 10.000 Bakau di Pantai Batu Berang, Desa Mertak, Mandalika, Senin (26/7/2021). ANTARA/HO.
Jakarta (ANTARA) - Bertepatan dengan Hari Bakau Sedunia yang jatuh setiap tanggal 26 Juli, Traveloka berkolaborasi dengan organisasi berbasis aksi kepemudaan yang berfokus pada masalah pesisir pantai Sahabat Pulau Indonesia, menanam 10.000 bibit bakau di Pantai Batu Berang, Desa Mertak, Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah mengapresiasi inisiatif tersebut karena bisa membantu memperbaiki ekosistem pantai secara jangka panjang.
"Selain memiliki peranan penting untuk mengurangi penyusutan area pantai hingga meredam ancaman tsunami, area bakau juga dapat menjadi tempat budidaya ikan, kepiting, dan udang yang menjadi sumber penghidupan para nelayan. Penanaman bakau ini dapat memperbaiki ekosistem pantai secara jangka panjang sehingga mampu mendukung produktivitas kegiatan wisata di kawasan tersebut," kata Zulkieflimansyah dalam keterangannya pada Kamis.
Gubernur menambahkan, inisiatif itu menjadi salah satu penunjang kesiapan Lombok sebagai tuan rumah MotoGP dan acara internasional lainnya ke depan.
"Kami mendorong masyarakat Desa Mertak untuk bisa berpartisipasi aktif dalam menjaga, memelihara, dan merawat tanaman bakau demi keberlangsungan Desa Wisata Mertak dan keindahan alamnya serta mendukung pariwisata NTB yang gemilang," katanya.
Desa Mertak tercatat sebagai salah satu desa wisata dalam Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Mandalika, Lombok, serta daerah penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Baca juga: Kolaborasi Kemenparekraf-swasta percepat distribusi vaksin COVID-19
Baca juga: Vaksinasi di Bandara Soekarno-Hatta tersedia mulai 12 Juli
Desa wisata itu menawarkan wisata bahari dan ekowisata dengan pantai, pegunungan, dan bakau sebagai objek wisata utama. Namun, kondisi kawasan pantai di Desa Mertak beberapa tahun terakhir menunjukkan penurunan akibat terjadinya erosi dan abrasi.
Selama satu tahun terakhir, bibir pantai telah bergeser sebanyak satu meter ke arah pantai. Untuk itu, penanaman bakau menjadi sangat penting untuk menahan laju abrasi, serta menjaga kualitas ekosistem pantai dan biota bawah laut secara jangka panjang.
Dalam menjalankan Program Penanaman Bakau ini, Sahabat Pulau Indonesia juga berkolaborasi dengan masyarakat Desa Mertak dan anggota BAPERA (Barisan Pemuda Nusantara) Kecamatan Pujut untuk melakukan proses penanaman bibit bakau hingga pemeliharaan yang berlangsung selama dua tahun seperti penyiangan, penyulaman, penjarangan kelestarian bakau. Selain itu, komunitas-komunitas peduli lingkungan, pelaku wisata, dan kelompok sadar wisata (pokdarwis) juga turut terlibat dalam program ini.
Albert, Co-Founder Traveloka, mengatakan Mandalika memiliki destinasi ekowisata dan olahraga air yang mengesankan yang harus dijaga kelestariannya.
"Program Penanaman Bakau ini merupakan partisipasi aktif Traveloka dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan di Mandalika, khususnya Pantai Batu Berang, Desa Mertak. Program ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) nomor 14 tentang pengelolaan laut dan pesisir secara berkelanjutan," katanya.
Dengan dilakukannya inisiatif untuk melestarikan lingkungan secara jangka panjang, diharapkan program ini dapat juga mendorong pertumbuhan ekonomi di Desa Mertak, secara khusus, serta Mandalika dan Provinsi NTB. "Kontribusi ini juga menjadi bagian dari tanggung jawab kami terhadap industri pariwisata yang berkelanjutan di Indonesia dengan berfokus pada tiga pilar utama, yaitu: tata kelola lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi."
Program ini juga sejalan dengan misi Sahabat Pulau Indonesia untuk memulihkan dan melindungi hutan bakau.
Indonesia memiliki hutan bakau terluas di dunia dengan total area mencapai 3,2 juta hektar atau 22,4 persen dari total luas bakau dunia. Hal ini menjadikan hutan bakau di Indonesia sebagai salah satu penopang terbesar dalam menjaga suhu bumi. Bertambahnya luasan bakau dengan penanaman yang masif dalam jangka panjang akan mampu memperbaiki kawasan pesisir pantai dan menjaga keseimbangan ekosistem biota bawah laut.
Noor Adrishya Aishvari, Pelaksana Tugas Direktur Sahabat Pulau Indonesia, mengatakan pihaknya memanfaatkan teknologi dan metode pengajaran yang telah beradaptasi dengan protokol normal baru.
"Selain itu, Program Penanaman Bakau bersama Traveloka ini dirancang sebagai program pendidikan lingkungan yang melibatkan eco warrior seperti para relawan, adik-adik binaan, dan masyarakat umum untuk menjadi agen perubahan dalam mewujudkan kepedulian mereka terhadap lingkungan. Melalui rangkaian webinar, kami juga turut mensosialisasikan pentingnya memelihara kelestarian bakau dan manfaatnya bagi masyarakat," kata dia.
Baca juga: Garuda Indonesia dikunjungi Traveloka Malaysia
Baca juga: Traveloka adakan festival belanja online ulang tahun Jakarta
Baca juga: Lima kota ini berkesempatan dapat #PromoTengahTahun di Traveloka
Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah mengapresiasi inisiatif tersebut karena bisa membantu memperbaiki ekosistem pantai secara jangka panjang.
"Selain memiliki peranan penting untuk mengurangi penyusutan area pantai hingga meredam ancaman tsunami, area bakau juga dapat menjadi tempat budidaya ikan, kepiting, dan udang yang menjadi sumber penghidupan para nelayan. Penanaman bakau ini dapat memperbaiki ekosistem pantai secara jangka panjang sehingga mampu mendukung produktivitas kegiatan wisata di kawasan tersebut," kata Zulkieflimansyah dalam keterangannya pada Kamis.
Gubernur menambahkan, inisiatif itu menjadi salah satu penunjang kesiapan Lombok sebagai tuan rumah MotoGP dan acara internasional lainnya ke depan.
"Kami mendorong masyarakat Desa Mertak untuk bisa berpartisipasi aktif dalam menjaga, memelihara, dan merawat tanaman bakau demi keberlangsungan Desa Wisata Mertak dan keindahan alamnya serta mendukung pariwisata NTB yang gemilang," katanya.
Desa Mertak tercatat sebagai salah satu desa wisata dalam Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Mandalika, Lombok, serta daerah penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Baca juga: Kolaborasi Kemenparekraf-swasta percepat distribusi vaksin COVID-19
Baca juga: Vaksinasi di Bandara Soekarno-Hatta tersedia mulai 12 Juli
Desa wisata itu menawarkan wisata bahari dan ekowisata dengan pantai, pegunungan, dan bakau sebagai objek wisata utama. Namun, kondisi kawasan pantai di Desa Mertak beberapa tahun terakhir menunjukkan penurunan akibat terjadinya erosi dan abrasi.
Selama satu tahun terakhir, bibir pantai telah bergeser sebanyak satu meter ke arah pantai. Untuk itu, penanaman bakau menjadi sangat penting untuk menahan laju abrasi, serta menjaga kualitas ekosistem pantai dan biota bawah laut secara jangka panjang.
Dalam menjalankan Program Penanaman Bakau ini, Sahabat Pulau Indonesia juga berkolaborasi dengan masyarakat Desa Mertak dan anggota BAPERA (Barisan Pemuda Nusantara) Kecamatan Pujut untuk melakukan proses penanaman bibit bakau hingga pemeliharaan yang berlangsung selama dua tahun seperti penyiangan, penyulaman, penjarangan kelestarian bakau. Selain itu, komunitas-komunitas peduli lingkungan, pelaku wisata, dan kelompok sadar wisata (pokdarwis) juga turut terlibat dalam program ini.
Albert, Co-Founder Traveloka, mengatakan Mandalika memiliki destinasi ekowisata dan olahraga air yang mengesankan yang harus dijaga kelestariannya.
"Program Penanaman Bakau ini merupakan partisipasi aktif Traveloka dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan di Mandalika, khususnya Pantai Batu Berang, Desa Mertak. Program ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) nomor 14 tentang pengelolaan laut dan pesisir secara berkelanjutan," katanya.
Dengan dilakukannya inisiatif untuk melestarikan lingkungan secara jangka panjang, diharapkan program ini dapat juga mendorong pertumbuhan ekonomi di Desa Mertak, secara khusus, serta Mandalika dan Provinsi NTB. "Kontribusi ini juga menjadi bagian dari tanggung jawab kami terhadap industri pariwisata yang berkelanjutan di Indonesia dengan berfokus pada tiga pilar utama, yaitu: tata kelola lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi."
Program ini juga sejalan dengan misi Sahabat Pulau Indonesia untuk memulihkan dan melindungi hutan bakau.
Indonesia memiliki hutan bakau terluas di dunia dengan total area mencapai 3,2 juta hektar atau 22,4 persen dari total luas bakau dunia. Hal ini menjadikan hutan bakau di Indonesia sebagai salah satu penopang terbesar dalam menjaga suhu bumi. Bertambahnya luasan bakau dengan penanaman yang masif dalam jangka panjang akan mampu memperbaiki kawasan pesisir pantai dan menjaga keseimbangan ekosistem biota bawah laut.
Noor Adrishya Aishvari, Pelaksana Tugas Direktur Sahabat Pulau Indonesia, mengatakan pihaknya memanfaatkan teknologi dan metode pengajaran yang telah beradaptasi dengan protokol normal baru.
"Selain itu, Program Penanaman Bakau bersama Traveloka ini dirancang sebagai program pendidikan lingkungan yang melibatkan eco warrior seperti para relawan, adik-adik binaan, dan masyarakat umum untuk menjadi agen perubahan dalam mewujudkan kepedulian mereka terhadap lingkungan. Melalui rangkaian webinar, kami juga turut mensosialisasikan pentingnya memelihara kelestarian bakau dan manfaatnya bagi masyarakat," kata dia.
Baca juga: Garuda Indonesia dikunjungi Traveloka Malaysia
Baca juga: Traveloka adakan festival belanja online ulang tahun Jakarta
Baca juga: Lima kota ini berkesempatan dapat #PromoTengahTahun di Traveloka
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021
Tags: