Kementerian Investasi siap bawa UMKM ke pasar global tahun 2022
28 Juli 2021 21:46 WIB
Perajin menyelesaikan tas anyaman kulit di rumah produksi Rorokenes di Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (21/5/2021). Berbagai bentuk tas anyaman berbahan kulit sapi, kambing dan domba yang diproduksi itu telah menembus pasar internasional seperti Benua Asia, Eropa, Amerika, Australia hingga ke Timur Tengah dengan harga jual antara sekitar Rp1 juta hingga Rp3 juta per unit tergantung jenis kulit serta tingkat kesulitan pembuatannya. ANTARA FOTO/Aji Styawan/rwa.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Pemberdayaan Usaha Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Anna Nurbani mengatakan pemerintah akan kembali memperluas pasar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ke pasar glogal mulai tahun depan.
Ia mengatakan selama ini Kementerian Investasi memiliki program memperkenalkan produk pelaku UMKM ke pelaku usaha luar negeri, tetapi program ini mesti berhenti sementara karena pandemi COVID-19.
"Sudah dua tahun ini berhenti, mudah-mudahan di tahun 2022 bisa kami lakukan lagi. Mudah-mudahan pandemi COVID-19 sudah berlalu di tahun depan," kata Anna dalam webinar "UMKM Naik Kelas" di Jakarta, Rabu.
Anna mengatakan BKPM biasanya mengirim beberapa UMKM yang memproduksi barang berkualitas ke luar negeri. Jumlah UMKM yang diikutsertakan, selain bergantung pada kualitas, juga anggaran yang dimiliki oleh BPKM dan negara tujuan pengenalan UMKM tersebut.
"Kami ada kerja sama dengan perusahaan luar negeri. misalnya di Filipina. Nanti kami petakan dulu kebutuhan barangnya apa, kemudian akan kami cari UMKM yang memenuhi permintaan tersebut," imbuhnya.
Ia mengatakan selanjutnya akan menyeleksi UMKM yang potensial diperkenalkan ke pasar luar negeri. Syarat pertama yang harus dimiliki UMKM ialah memiliki Nomor Induk Berusaha yang bisa didapatkan dengan mendaftar melalui Online Single Submission (OSS) BKPM secara gratis.
"Kemudian kami juga akan menyeleksi kualitas produk UMKM. Karena akan dibawa ke luar negeri, kami tidak mau apa yang kami bawa tidak memenuhi syarat kualifikasi calon pembeli," kata Anna.
Di samping program kemitraan UMKM dengan pelaku usaha berskala besar, diharapkan dapat membantu menyelesaikan persoalan UMKM terkait ketersediaan pasar. Namun, UMKM harus mampu memenuhi kuantitas yang dibutuhkan oleh pelaku usaha di luar negeri dengan mulai mencari tenaga kerja yang mumpuni.
"Ada beberapa UMKM yang kami bantu memenuhi permintaan dari luar, dan pihak pembeli bisa melakukan pembelian lagi dalam skala besar. Rata-rata mereka masih kewalahan untuk mencari pekerja dengan skill kerajinan tangan, jadi nggak bisa langsung meng-hire pekerja," ucapnya.
Baca juga: Menteri Investasi dorong generasi muda jadi pengusaha
Baca juga: Permudah izin, Bahlil ingin porsi kredit UMKM naik capai 35 persen
Baca juga: Bahlil: Target investasi 2022 naik, tapi anggarannya turun
Ia mengatakan selama ini Kementerian Investasi memiliki program memperkenalkan produk pelaku UMKM ke pelaku usaha luar negeri, tetapi program ini mesti berhenti sementara karena pandemi COVID-19.
"Sudah dua tahun ini berhenti, mudah-mudahan di tahun 2022 bisa kami lakukan lagi. Mudah-mudahan pandemi COVID-19 sudah berlalu di tahun depan," kata Anna dalam webinar "UMKM Naik Kelas" di Jakarta, Rabu.
Anna mengatakan BKPM biasanya mengirim beberapa UMKM yang memproduksi barang berkualitas ke luar negeri. Jumlah UMKM yang diikutsertakan, selain bergantung pada kualitas, juga anggaran yang dimiliki oleh BPKM dan negara tujuan pengenalan UMKM tersebut.
"Kami ada kerja sama dengan perusahaan luar negeri. misalnya di Filipina. Nanti kami petakan dulu kebutuhan barangnya apa, kemudian akan kami cari UMKM yang memenuhi permintaan tersebut," imbuhnya.
Ia mengatakan selanjutnya akan menyeleksi UMKM yang potensial diperkenalkan ke pasar luar negeri. Syarat pertama yang harus dimiliki UMKM ialah memiliki Nomor Induk Berusaha yang bisa didapatkan dengan mendaftar melalui Online Single Submission (OSS) BKPM secara gratis.
"Kemudian kami juga akan menyeleksi kualitas produk UMKM. Karena akan dibawa ke luar negeri, kami tidak mau apa yang kami bawa tidak memenuhi syarat kualifikasi calon pembeli," kata Anna.
Di samping program kemitraan UMKM dengan pelaku usaha berskala besar, diharapkan dapat membantu menyelesaikan persoalan UMKM terkait ketersediaan pasar. Namun, UMKM harus mampu memenuhi kuantitas yang dibutuhkan oleh pelaku usaha di luar negeri dengan mulai mencari tenaga kerja yang mumpuni.
"Ada beberapa UMKM yang kami bantu memenuhi permintaan dari luar, dan pihak pembeli bisa melakukan pembelian lagi dalam skala besar. Rata-rata mereka masih kewalahan untuk mencari pekerja dengan skill kerajinan tangan, jadi nggak bisa langsung meng-hire pekerja," ucapnya.
Baca juga: Menteri Investasi dorong generasi muda jadi pengusaha
Baca juga: Permudah izin, Bahlil ingin porsi kredit UMKM naik capai 35 persen
Baca juga: Bahlil: Target investasi 2022 naik, tapi anggarannya turun
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021
Tags: