Jakarta (ANTARA) - Wakil Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Nixon Napitupulu menargetkan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) akan turun ke level 3,8 persen sampai 3,9 persen pada 2021.

Perkiraan tersebut berdasarkan perhitungan NPL tahun 2020 yang tercatat 4,37 persen dan kemudian turun ke level 4,1 persen pada akhir Juni 2021.

"Jadi kalau kami kurangi enam bulan itu kemampuannya turun 20 basis poin sampai 25 basis poin, sehingga katakanlah kecepatannya sama dan didapatkan angka itu pada akhir tahun ini," kata Nixon dalam pemaparan kinerja triwulan II-2021 di Jakarta, Rabu.

Ia menyebutkan, terdapat dua inisiasi agar target NPL di akhir tahun 2021 tersebut bisa tercapai.

Baca juga: BTN salurkan kredit Rp265,9 triliun pada triwulan II-2021

Pertama, BTN akan melihat kembali akun-akun nasabah yang memanfaatkan program restrukturisasi COVID-19 pada pertengahan 2020 yang seharusnya sudah jatuh tempo saat ini.

"Saya belum bisa beritahu angkanya, tapi ada potensi nasabah yang bisa keluar dari restrukturisasi COVID-19 untuk kembali normal dan lancar," tegas Nixon.

Kedua, lanjut dia, yakni dengan menyiapkan program untuk menjual aset-aset NPL kepada investor yang berminat membeli aset tersebut.

Pada saat yang sama, sudah terdapat beberapa investor proyek perumahan yang telah melihat aset-aset nasabah tersebut dan menginginkannya.

"Jadi mudah-mudahan ini bisa, tapi saya belum bisa menyebutkan angkanya," kata Nixon.

Baca juga: BTN bukukan laba bersih Rp920 miliar pada triwulan II-2021

Baca juga: BTN yakini sektor perumahan masih bisa tumbuh positif