Setelah Bukalapak, GoTo diprediksi akan menyusul IPO tahun ini
28 Juli 2021 16:09 WIB
Tangkapan layar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna memberikan paparan dalam diskusi dengan awak media di Jakarta, Rabu (28/7/2021). ANTARA/Citro Atmoko.
Jakarta (ANTARA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan pada tahun ini diperkirakan akan ada tiga perusahaan yang melantai di bursa melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau IPO, termasuk di dalamnya Bukalapak yang dijadwalkan akan tercatat di bursa pada 6 Agustus 2021 mendatang.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dalam diskusi dengan awak media di Jakarta, Rabu, tidak menyebutkan dua nama perusahaan lainnya yang akan masuk ke bursa namun perusahaan tersebut dikabarkan adalah GoTo yang merupakan entitas gabungan Gojek dan Tokopedia.
"Kemungkinan di tahun ini ada tiga perusahaan, dengan nanti berbagai macam bentuk. Bisa jadi dua perusahaan yang tadi kita masukkan sebagai bagian unicorn sudah gabung, tapi kan informasinya sudah keluar mereka gabung. Kalau dari sisi jumlah sebetulnya itu tiga kan, tapi yang dua ini sudah bergabung jadi satu. Jadi kalau kita dulu memetakan jumlah unicorn itu termasuk yang belum bergabung. Jadi kalau dari total nanti akan masuk tiga, Bukalapak sudah satu," ujar Nyoman.
Meski demikian, Nyoman menyampaikan bahwa hingga kini BEI belum menerima dokumen permohonan pencatatan baik dari Gojek, Tokopedia, maupun GoTo.
"Kemungkinan proposalnya masuk ke kita jadi satu ya, yang lebih giant lagi. Secara institusi ada tiga, namun karena melakukan tindakan korporasi nanti akan jadi satu namun dalam bentuk yang besar," kata Nyoman.
Melalui IPO, GoTo dikabarkan membidik dana segar hingga 2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp29 triliun melalui IPO. Berdasarkan sumber yang dikutip Bloomberg, GoTo dikabarkan sedang berdiskusi dengan beberapa investor demi mendapatkan komitmen pendanaan sekitar 1-2 miliar dolar AS jelang IPO di pasar Indonesia dan Amerika Serikat.
Valuasi GoTo sendiri disebut mencapai 25-30 miliar dolar AS atau Rp362,5 triliun hingga Rp 435 triliun. GoTo disebut akan melakukan IPO di BEI terlebih dahulu sebelum mencatatkan diri di bursa saham AS. Namun belum diketahui, apakah target dana tersebut akan diperoleh dari hasil IPO di dua negara atau hanya satu negara saja.
Untuk Bukalapak sendiri, Nyoman menambahkan apabila nanti Bukalapak sudah resmi tercatat di BEI akan menambah kapitalisasi pasar modal domestik mencapai Rp87,6 triliun. Apabila GoTo juga jadi melantai di bursa tahun ini, nilai kapitalisasi pasar modal akan bertambah besar dan dinilai bisa membuat pasar modal domestik menjadi semakin menarik bagi investor.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dalam diskusi dengan awak media di Jakarta, Rabu, tidak menyebutkan dua nama perusahaan lainnya yang akan masuk ke bursa namun perusahaan tersebut dikabarkan adalah GoTo yang merupakan entitas gabungan Gojek dan Tokopedia.
"Kemungkinan di tahun ini ada tiga perusahaan, dengan nanti berbagai macam bentuk. Bisa jadi dua perusahaan yang tadi kita masukkan sebagai bagian unicorn sudah gabung, tapi kan informasinya sudah keluar mereka gabung. Kalau dari sisi jumlah sebetulnya itu tiga kan, tapi yang dua ini sudah bergabung jadi satu. Jadi kalau kita dulu memetakan jumlah unicorn itu termasuk yang belum bergabung. Jadi kalau dari total nanti akan masuk tiga, Bukalapak sudah satu," ujar Nyoman.
Meski demikian, Nyoman menyampaikan bahwa hingga kini BEI belum menerima dokumen permohonan pencatatan baik dari Gojek, Tokopedia, maupun GoTo.
"Kemungkinan proposalnya masuk ke kita jadi satu ya, yang lebih giant lagi. Secara institusi ada tiga, namun karena melakukan tindakan korporasi nanti akan jadi satu namun dalam bentuk yang besar," kata Nyoman.
Melalui IPO, GoTo dikabarkan membidik dana segar hingga 2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp29 triliun melalui IPO. Berdasarkan sumber yang dikutip Bloomberg, GoTo dikabarkan sedang berdiskusi dengan beberapa investor demi mendapatkan komitmen pendanaan sekitar 1-2 miliar dolar AS jelang IPO di pasar Indonesia dan Amerika Serikat.
Valuasi GoTo sendiri disebut mencapai 25-30 miliar dolar AS atau Rp362,5 triliun hingga Rp 435 triliun. GoTo disebut akan melakukan IPO di BEI terlebih dahulu sebelum mencatatkan diri di bursa saham AS. Namun belum diketahui, apakah target dana tersebut akan diperoleh dari hasil IPO di dua negara atau hanya satu negara saja.
Untuk Bukalapak sendiri, Nyoman menambahkan apabila nanti Bukalapak sudah resmi tercatat di BEI akan menambah kapitalisasi pasar modal domestik mencapai Rp87,6 triliun. Apabila GoTo juga jadi melantai di bursa tahun ini, nilai kapitalisasi pasar modal akan bertambah besar dan dinilai bisa membuat pasar modal domestik menjadi semakin menarik bagi investor.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: