"Bahaya COVID-19 sangat rawan digunakan sebagai senjata biologi oleh para teroris pada masa mendatang. Seluruh negara dapat menggunakan arsitektur kerja sama keamanan untuk menggelar Bio-Defence dan Bio-Intelligence," kata Octavian saat menjadi pembicara pada 7th International Maritime Security Conference yang diselenggarakan oleh S. Rajaratnam School of International Studies bersama The Republic of Singapore Navy secara daring, Rabu.
Baca juga: Rektor Unhan: Selat Taiwan harus diperhatikan dalam keamanan regional
"Seluruh UAV, USV, dan USSV harus diregistrasi agar dapat diidentifikasi secara legal milik salah satu negara dan bukan milik pelaku tindak pidana di laut," kata Octavian dalam siaran persnya.
Konferensi dibuka secara resmi oleh Kasal Singapura Rear Admiral Aaron Beng dengan Menteri Pertahanan Singapura Dr. Ng Eng Hen sebagai pembicara utama.
Baca juga: Rektor Unhan dikukuhkan sebagai profesor
Peran Indonesia dalam menjamin keamanan jalur perdagangan laut internasional dipaparkan oleh Octavian secara komprehensif sekaligus kontribusi Indonesia dalam konektivitas maritim dan ketahanan maritim.
Baca juga: Rektor Unhan harapkan pemuda meniru keberanian Bung Karno