Guatemala City (ANTARA) - Presiden Guatemala Alejandro Giammattei mengatakan pada Selasa (27/7) bahwa negara Amerika Tengah tersebut telah menegosiasi ulang kontrak untuk pengiriman vaksin Sputnik V buatan Rusia.

Ia mengatakan diskusi juga sedang dilangsungkan dengan Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson untuk pengadaan vaksin virus corona buatan perusahaan-perusahaan itu.

Guatemala, yang memiliki populasi sebanyak 18 juta jiwa, sejauh ini baru menginokulasi 309.339 orang, menurut kementerian kesehatan.

Guatemala telah memiliki kontrak untuk pengiriman 16 juta dosis vaksin Sputnik V namun pengirimannya telah terhambat begitu lama sehingga membuat sejumlah pejabat mendiskusikan rencana permintaan pengembalian dana dari Rusia.

Giammattei mengatakan dalam konferensi pers bahwa kontrak untuk vaksin Rusia itu telah dirundingkan ulang dan kini Guatemala akan menerima delapan juta dosis.

Dana yang awalnya akan disalurkan untuk vaksin Sputnik kini akan dialihkan untuk mendapat delapan juta dosis lagi dari Pfizer, Moderna, atau Johnson & Johnson, kata Giammattei.

“Kami akan mendapatkan (vaksin) dari perusahaan farmasi lainnya,” kata Giammattei.

Sumber: Reuters

Baca juga: Guatemala minta Rusia kembalikan uang pembayaran Sputnik V

Baca juga: Kasus COVID-19 melonjak, Guatemala perketat pembatasan

Sejumlah daerah kekurangan vaksin COVID-19