Anggota DPRD DKI: Herd Immunity tercapai jika 100 persen tervaksin
27 Juli 2021 20:53 WIB
Sejumlah warga menjalani observasi usai mendapatkan vaksin COVID-19 di Gedung UGM Samator Pendidikan, Jakarta, Minggu (25/7/2021). Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menambah target sasaran vaksinasi COVID-19 di Indonesia, dari 181,5 juta orang menjadi 208.265.720 orang. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/hp.
Jakarta (ANTARA) - Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menyebutkan kekebalan komunal (herd immunity) di Jakarta akan tercapai jika 100 persen populasi warga di Ibu Kota sudah tervaksin dan itupun harus dengan vaksin dosis kedua.
"Secara teoritis kekebalan itu baru sesuai harapan setelah suntikan kedua. Dan untuk herd immunity di Jakarta, harus semua atau sekiar 10 juta lebih warga yang tervaksin dosis kedua," kata Gilbert dalam pesan singkatnya pada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Epidemiolog: Vaksinasi lengkap bisa kurangi kasus COVID-19 di DKI
Keharusan 100 persen ini, kata Gilbert, dikarenakan vaksin yang digunakan di Jakarta sebagian besar adalah Sinovac yang memiliki efikasi vaksin atau tingkat kemanjuran 51 persen.
Perhitungan 70 persen target kekebalan komunal, menurut Gilbert yang juga merupakan epidemiolog dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) ini, adalah perhitungan dengan vaksin yang memiliki efikasi sebesar 90 persen atau lebih setelah suntikan kedua.
Baca juga: Wagub apresiasi Pasar Jaya soal kewajiban menunjukan bukti vaksinasi
"Jadi tidak bisa hanya 8 juta atau 70 persen saja jika vaksin yang kita pakai berefikasi di bawah itu," tutur politisi PDIP ini.
Karenanya, Gilbert menyangsikan bahwa target kekebalan komunal di Jakarta akan tercapai pada akhir Agustus mendatang.
Meski demikian, Gilbert menyadari bahwa hal ini juga tidak terlepas dari ketersediaan vaksin di Indonesia yang paling banyak merupakan vaksin Sinovac, alih-alih yang berefikasi tinggi seperti Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna.
Baca juga: Anies ajak warga DKI tidak menunda vaksinasi
"Waktu awal kan tidak dapat karena semua negara berebut, lalu tadinya kita mau disuplai AstraZeneca dari India, namun karena ledakan kasus gelombang II mereka membatalkan ekspor, akhirnya pemerintah kembali ke Sinovac," ucapnya.
Namun, Gilbert menyebut Sinovac masih sangat dapat ditolerir karena juga membantu mencegah kasus berat dan fatal seperti target vaksinasi yang ada.
"Vaksinasi itu targetnya mencegah kasus berat dan fatal. Dengan efikasi 90 persen lebih, hanya 0,1 persen yang fatal. Kita bersyukur masih bisa dapat Sinovac, secara perbandingan jumlah penduduk, kita ok sekali memakai ini," ucap Gilbert.
Adapun target vaksinasi di Jakarta yang ditetapkan Presiden Joko Widodo agar dipenuhi pada akhir Agustus adalah 7,5 juta penduduk usia 12 tahun ke atas. Sementara, Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan menetapkan target total 8,8 juta penduduk Jakarta divaksin untuk menciptakan kekebalan komunitas.
Capaian vaksinasi di Jakarta, untuk anak usia 12-17 tahun, untuk dosis 1 telah dilakukan sebanyak 48,5 persen. Sedangkan warga usia 18-59 tahun, untuk dosis 1 telah dilakukan sebanyak 86,6 persen dan vaksinasi dosis 2 sebanyak 25,3 persen.
Sedangkan, pada kelompok lansia, vaksinasi dosis 1 telah dilakukan sebanyak 69,1 persen dan vaksinasi dosis 2 sebanyak 59,3 persen. Sementara vaksinasi gotong royong, untuk dosis 1 telah diberikan kepada 151.142 orang dan dosis 2 sebanyak 90.490 orang.
"Secara teoritis kekebalan itu baru sesuai harapan setelah suntikan kedua. Dan untuk herd immunity di Jakarta, harus semua atau sekiar 10 juta lebih warga yang tervaksin dosis kedua," kata Gilbert dalam pesan singkatnya pada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Epidemiolog: Vaksinasi lengkap bisa kurangi kasus COVID-19 di DKI
Keharusan 100 persen ini, kata Gilbert, dikarenakan vaksin yang digunakan di Jakarta sebagian besar adalah Sinovac yang memiliki efikasi vaksin atau tingkat kemanjuran 51 persen.
Perhitungan 70 persen target kekebalan komunal, menurut Gilbert yang juga merupakan epidemiolog dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) ini, adalah perhitungan dengan vaksin yang memiliki efikasi sebesar 90 persen atau lebih setelah suntikan kedua.
Baca juga: Wagub apresiasi Pasar Jaya soal kewajiban menunjukan bukti vaksinasi
"Jadi tidak bisa hanya 8 juta atau 70 persen saja jika vaksin yang kita pakai berefikasi di bawah itu," tutur politisi PDIP ini.
Karenanya, Gilbert menyangsikan bahwa target kekebalan komunal di Jakarta akan tercapai pada akhir Agustus mendatang.
Meski demikian, Gilbert menyadari bahwa hal ini juga tidak terlepas dari ketersediaan vaksin di Indonesia yang paling banyak merupakan vaksin Sinovac, alih-alih yang berefikasi tinggi seperti Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna.
Baca juga: Anies ajak warga DKI tidak menunda vaksinasi
"Waktu awal kan tidak dapat karena semua negara berebut, lalu tadinya kita mau disuplai AstraZeneca dari India, namun karena ledakan kasus gelombang II mereka membatalkan ekspor, akhirnya pemerintah kembali ke Sinovac," ucapnya.
Namun, Gilbert menyebut Sinovac masih sangat dapat ditolerir karena juga membantu mencegah kasus berat dan fatal seperti target vaksinasi yang ada.
"Vaksinasi itu targetnya mencegah kasus berat dan fatal. Dengan efikasi 90 persen lebih, hanya 0,1 persen yang fatal. Kita bersyukur masih bisa dapat Sinovac, secara perbandingan jumlah penduduk, kita ok sekali memakai ini," ucap Gilbert.
Adapun target vaksinasi di Jakarta yang ditetapkan Presiden Joko Widodo agar dipenuhi pada akhir Agustus adalah 7,5 juta penduduk usia 12 tahun ke atas. Sementara, Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan menetapkan target total 8,8 juta penduduk Jakarta divaksin untuk menciptakan kekebalan komunitas.
Capaian vaksinasi di Jakarta, untuk anak usia 12-17 tahun, untuk dosis 1 telah dilakukan sebanyak 48,5 persen. Sedangkan warga usia 18-59 tahun, untuk dosis 1 telah dilakukan sebanyak 86,6 persen dan vaksinasi dosis 2 sebanyak 25,3 persen.
Sedangkan, pada kelompok lansia, vaksinasi dosis 1 telah dilakukan sebanyak 69,1 persen dan vaksinasi dosis 2 sebanyak 59,3 persen. Sementara vaksinasi gotong royong, untuk dosis 1 telah diberikan kepada 151.142 orang dan dosis 2 sebanyak 90.490 orang.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021
Tags: