Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan momentum terjadinya pemulihan ekonomi di Indonesia sepanjang 2021 telah mendorong perbaikan kinerja emiten.

“Pemulihan yang tengah berlangsung di sepanjang tahun 2021 ini telah berkontribusi terhadap perbaikan kinerja emiten,” katanya di Jakarta, Selasa.

Pemulihan ekonomi di antaranya tercermin melalui penguatan permintaan domestik yakni Indeks Keyakinan Konsumen pada Juni 2021 yang berada di level 107,4.

Penguatan tersebut diharapkan dapat direspon oleh produsen dengan menjaga aktivitas produksinya agar tetap berada di level ekspansif seperti yang tercermin dari Indeks PMI Manufaktur sejak November 2020.

Baca juga: Emiten fintech HDIT tetap optimistis pada bisnis pembayaran digital

Anggaran program PEN Rp744,75 triliun yang di antaranya untuk insentif usaha, dukungan UMKM dan korporasi serta program prioritas juga bertujuan menjaga keberlangsungan dunia usaha termasuk emiten di pasar modal.

Kemudian pemulihan juga tercermin dari surplus neraca perdagangan yang telah berlangsung selama 14 bulan berturut-turut serta defisit transaksi berjalan yang terjaga dengan baik.

Pada saat yang bersamaan, nilai tukar dan IHSG telah membaik dibandingkan awal pandemi 2020 dengan masing-masing berada di level Rp14.493 per dolar AS dan 6.101 per 25 Juli 2021.

Capaian ini didukung oleh optimisme investor terhadap perekonomian Indonesia yaitu terlihat dari aliran modal asing yang telah kembali masuk sebesar 1,4 miliar dolar AS sepanjang 2021.

Baca juga: 17 emiten BEI masuk dalam daftar pemantauan khusus

Capital inflow sepanjang 2021 turut memperkuat fundamental pasar saham dengan kapitalisasi pasar saham tumbuh mencapai Rp7.172 triliun per 21 Juli 2021.

Tak hanya itu, sebanyak 26 emiten baru pun telah melakukan IPO pada 2021 sehingga juga berkontribusi memperkuat supply pasar saham.

Sementara itu, basis investor yang telah tumbuh positif mencapai 5,6 juta investor telah memperkuat demand pasar saham di tengah pandemi COVID-19.

“Pasar modal dan pasar saham mempunyai peranan yang sangat krusial terhadap pemulihan ekonomi kita,” ujarnya.

Airlangga menuturkan optimisme yang terjaga pada seluruh emiten akan memberikan kontribusi positif terhadap prospek ekonomi Indonesia.

Pemerintah memproyeksikan ekonomi Indonesia akan rebound pada 2021 dengan laju pertumbuhan di kisaran 3,7 persen sampai 4,5 persen.

“Momentum pemulihan ini perlu untuk kita pertahankan bersama. Perbaikan permintaan domestik tentunya akan berperan besar terhadap perbaikan kinerja emiten,” katanya.