Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan hal itu saat menyerahkan laptop secara simbolis kepada Babinsa TNI AD, Bintara Pembina Potensi Maritim (Babinpotmar) TNI AL, dan Bintara Pembina Potensi Dirgantara (Babinpotdirga) TNI AU, yang akan melaksanakan tugas sebagai tenaga Tracer Digital COVID-19, di Aula Gatot Soebroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa.
Baca juga: 63.000 prajurit TNI dikerahkan jadi "tracer" kontak erat COVID-19
Menurut dia, penguasaan teknologi penting dipegang oleh para Babinsa untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Selama ini para Babinsa TNI AD, AL, dan AU melaksanakan tracer lapangan, namun hasilnya tidak masif. Oleh karena itu, saat ini TNI akan menggunakan dua strategi, yaitu tracer lapangan dan tracer digital.
"Tracer digital nantinya akan melaksanakan wawancara melalui WhatsApp (WA) atau telepon dengan beberapa pertanyaan yang telah disiapkan, namun apabila ada kendala maka tenaga tracer lapangan akan bergerak menuju sasaran, yaitu masyarakat yang dikonfirmasi masuk pada tracing kontak erat," paparnya.
Baca juga: Panglima: TNI-Polri bantu lacak kontak pasien COVID-19 di perkampungan
Selanjutnya, para Babinsa yang menjadi tenaga tracer akan berkoordinasi dengan puskesmas untuk melaksanakan tindakan berikutnya, yaitu melaksanakan "entry test" dengan antigen untuk mengetahui apakah masyarakat tersebut menunjukkan gejala reaktif atau tidak.
Pekerjaan para Babinsa sebagai tenaga tracer digital ini, kata dia, sangat penting dalam memutus birokrasi yang begitu panjang harus ke lapangan.
Baca juga: Panglima TNI sambangi pasien COVID-19 di fasilitas isolasi Semarang
"Saya sampaikan bahwa menjadi tenaga tracer digital dan tracer lapangan adalah tugas mulia yang diberikan oleh pemerintah bagi para Babinsa, Babinpotmar, dan Babinpotdirga dan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya di luar tugas rutin seperti pembagian sembako dan melaksanakan penegakan protokol kesehatan," demikian Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.