Selter isolasi mandiri milik LRT Jakarta berbasis komunitas warga
27 Juli 2021 15:25 WIB
Lurah Pegangsaan Dua Kelapa Gading Suci Cyntia Polaputri saat ditemui ANTARA ketika meninjau selter isolasi mandiri yang dibangun di bekas kantor PT Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (27/7/2021). ANTARA/Abdu Faisal/aa.
Jakarta (ANTARA) - Lurah Pegangsaan Dua Kelapa Gading, Jakarta Utara Suci Cyntia Polaputri mengatakan pengelolaan selter isolasi mandiri COVID-19 di kantor PT Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta berbasis komunitas warga.
"Jadi disampaikan tadi dari Palang Merah Indonesia, kalau bisa (shelter isolasi LRT Jakarta) ini pengelolaannya berbasis komunitas, jadi oleh rukun warga yang melaksanakan isolasi mandiri di sini," ujar Suci kepada ANTARA di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa.
Baca juga: Kantor LRT beralih fungsi jadi selter isolasi mandiri COVID-19
Diketahui, PT LRT Jakarta merupakan anak perusahaan dari salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo (perseroda) atau Jakpro yang berkolaborasi dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan Pemerintah Kota Jakarta Utara mengalihfungsikan salah satu asetnya menjadi selter isolasi mandiri pasien COVID-19 untuk warga RW 03 dan 05 Pegangsaan Dua Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Suci mengusulkan dua dari total lima RW berpenduduk padat yang ada di lingkungan Kelurahan Pegangsaan Dua untuk mengisi selter tersebut, yaitu RW05 dan RW03.
Saat ini, warga RW05 yang melaksanakan isolasi mandiri di rumah berjumlah 30 orang. Sedangkan di RW lain lebih sedikit angka penduduk yang melaksanakan isolasi mandiri.
Baca juga: Fasilitas 184 tempat isolasi baru di Jakarta hasil dari kolaborasi
Oleh karena itu, Kelurahan Pegangsaan Dua melalui Puskesmas setempat dan Satuan Tugas COVID-19 di tingkat RW masing-masing akan menyeleksi warga yang akan melaksanakan isolasi mandiri di selter yang disediakan oleh PT LRT Jakarta tersebut.
Suci mengatakan sejauh ini selter tersebut baru dimanfaatkan secara internal oleh Badan Usaha Milik Daerah Provinsi DKI Jakarta PT Jakarta Propertindo (Persero) atau Jakpro untuk merawat karyawannya yang terpapar COVID-19.
Selter isolasi mandiri di Kantor LRT Pegangsaan Dua tersebut hanya diperuntukkan bagi warga yang terpapar COVID-19 tanpa gejala dan yang bergejala ringan.
Tujuan dibangunnya selter isolasi terkendali tersebut ialah untuk mengurangi klaster keluarga dan beban rumah sakit dalam menampung pasien COVID-19.
Pengobatan pasien dilakukan secara mandiri oleh penghuni selter isolasi tersebut, namun tetap dikontrol dengan layanan telemedicine.
Baca juga: Dukung program pemerintah, Jakpro siapkan 2.000 vaksin untuk warga DKI
Untuk memfasilitasi pelayanan telemedicine itu, PT LRT Jakarta juga menyediakan grup Whatsapp khusus yang berisi Dokter Perusahaan dan tenaga kesehatan dari Puskesmas setempat.
Nantinya, selter itu juga akan dikelola bersama dengan pengurus RW 05 dan 03 Pegangsaan Dua.
Direktur Utama PT LRT Jakarta Wijanarko mengatakan shelter isolasi tersebut awalnya memang dimanfaatkan secara internal oleh anak usaha dari Jakpro yang bergerak di bidang moda transportasi kereta itu. Sebab, terdapat karyawan LRT Jakarta yang terpapar COVID-19 karena kebanyakan pendatang, menempati kosan, dan kesulitan tempat isolasi.
"Maka ada beberapa tempat yang kami gunakan (sebagai tempat isolasi mandiri bagi karyawan), tapi yang layak ini. Akhirnya kami buat lah tempat isolasi untuk internal. Nah, tapi dari Jakpro ada kolaborasi dengan (pemangku kepentingan) yang lain untuk dimanfaatkan bagi masyarakat di sekitar," ujar Wijanarko.
Baca juga: Jakpro vaksinasi 3.000 pekerja proyek JIS
Selter isolasi mandiri pasien COVID-19 milik LRT Jakarta tersebut memiliki dua lantai, lantai satu memiliki sekitar 10 kamar dan lantai dua memiliki 11 kamar. Jadi total kurang lebih ada 21 kamar.
Namun per kamarnya memiliki kapasitas yang beragam, ada yang bisa diisi dua tempat tidur, tiga tempat tidur, dan terdapat ruangan yang cukup luas untuk diisi oleh satu keluarga.
Dukungan yang diberikan LRT Jakarta tak hanya kamar dan tempat tidur saja, namun juga kebutuhan dapurnya. Sebab di selter isolasi tersebut juga menyediakan dapur umum yang bisa dikelola secara mandiri oleh mereka yang sedang isolasi mandiri di tempat tersebut.
Di setiap kamar isolasi juga disediakan pendingin ruangan (air conditioner/AC) dan jaringan internet nirkabel (wireless fidelity/Wifi).
"Jadi karena kami kerja dari rumah (work from home/WFH), maka peralatan dari kantor kami mobilisasi untuk pemulihan (karyawan)," ucap Wijanarko.
Baca juga: Masih banyak warga DKI Jakarta abaikan penggunaan masker
Saat ini, kamar yang sudah diisi penghuni terdapat dua unit, yakni satu kamar diisi satu orang merupakan karyawan dari LRT dan satu kamar lagi diisi dua orang dari PT Pulo Mas Jaya, Badan Usaha Milik Daerah Provinsi DKI Jakarta yang mengelola fasilitas olahraga Jakarta International Equestrian Park Pulomas (JIEPP) yang berlokasi di Jakarta Timur.
"Kurang lebih ada empat hari mereka melakukan isolasi," kata Wijanarko.
"Jadi disampaikan tadi dari Palang Merah Indonesia, kalau bisa (shelter isolasi LRT Jakarta) ini pengelolaannya berbasis komunitas, jadi oleh rukun warga yang melaksanakan isolasi mandiri di sini," ujar Suci kepada ANTARA di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa.
Baca juga: Kantor LRT beralih fungsi jadi selter isolasi mandiri COVID-19
Diketahui, PT LRT Jakarta merupakan anak perusahaan dari salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo (perseroda) atau Jakpro yang berkolaborasi dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan Pemerintah Kota Jakarta Utara mengalihfungsikan salah satu asetnya menjadi selter isolasi mandiri pasien COVID-19 untuk warga RW 03 dan 05 Pegangsaan Dua Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Suci mengusulkan dua dari total lima RW berpenduduk padat yang ada di lingkungan Kelurahan Pegangsaan Dua untuk mengisi selter tersebut, yaitu RW05 dan RW03.
Saat ini, warga RW05 yang melaksanakan isolasi mandiri di rumah berjumlah 30 orang. Sedangkan di RW lain lebih sedikit angka penduduk yang melaksanakan isolasi mandiri.
Baca juga: Fasilitas 184 tempat isolasi baru di Jakarta hasil dari kolaborasi
Oleh karena itu, Kelurahan Pegangsaan Dua melalui Puskesmas setempat dan Satuan Tugas COVID-19 di tingkat RW masing-masing akan menyeleksi warga yang akan melaksanakan isolasi mandiri di selter yang disediakan oleh PT LRT Jakarta tersebut.
Suci mengatakan sejauh ini selter tersebut baru dimanfaatkan secara internal oleh Badan Usaha Milik Daerah Provinsi DKI Jakarta PT Jakarta Propertindo (Persero) atau Jakpro untuk merawat karyawannya yang terpapar COVID-19.
Selter isolasi mandiri di Kantor LRT Pegangsaan Dua tersebut hanya diperuntukkan bagi warga yang terpapar COVID-19 tanpa gejala dan yang bergejala ringan.
Tujuan dibangunnya selter isolasi terkendali tersebut ialah untuk mengurangi klaster keluarga dan beban rumah sakit dalam menampung pasien COVID-19.
Pengobatan pasien dilakukan secara mandiri oleh penghuni selter isolasi tersebut, namun tetap dikontrol dengan layanan telemedicine.
Baca juga: Dukung program pemerintah, Jakpro siapkan 2.000 vaksin untuk warga DKI
Untuk memfasilitasi pelayanan telemedicine itu, PT LRT Jakarta juga menyediakan grup Whatsapp khusus yang berisi Dokter Perusahaan dan tenaga kesehatan dari Puskesmas setempat.
Nantinya, selter itu juga akan dikelola bersama dengan pengurus RW 05 dan 03 Pegangsaan Dua.
Direktur Utama PT LRT Jakarta Wijanarko mengatakan shelter isolasi tersebut awalnya memang dimanfaatkan secara internal oleh anak usaha dari Jakpro yang bergerak di bidang moda transportasi kereta itu. Sebab, terdapat karyawan LRT Jakarta yang terpapar COVID-19 karena kebanyakan pendatang, menempati kosan, dan kesulitan tempat isolasi.
"Maka ada beberapa tempat yang kami gunakan (sebagai tempat isolasi mandiri bagi karyawan), tapi yang layak ini. Akhirnya kami buat lah tempat isolasi untuk internal. Nah, tapi dari Jakpro ada kolaborasi dengan (pemangku kepentingan) yang lain untuk dimanfaatkan bagi masyarakat di sekitar," ujar Wijanarko.
Baca juga: Jakpro vaksinasi 3.000 pekerja proyek JIS
Selter isolasi mandiri pasien COVID-19 milik LRT Jakarta tersebut memiliki dua lantai, lantai satu memiliki sekitar 10 kamar dan lantai dua memiliki 11 kamar. Jadi total kurang lebih ada 21 kamar.
Namun per kamarnya memiliki kapasitas yang beragam, ada yang bisa diisi dua tempat tidur, tiga tempat tidur, dan terdapat ruangan yang cukup luas untuk diisi oleh satu keluarga.
Dukungan yang diberikan LRT Jakarta tak hanya kamar dan tempat tidur saja, namun juga kebutuhan dapurnya. Sebab di selter isolasi tersebut juga menyediakan dapur umum yang bisa dikelola secara mandiri oleh mereka yang sedang isolasi mandiri di tempat tersebut.
Di setiap kamar isolasi juga disediakan pendingin ruangan (air conditioner/AC) dan jaringan internet nirkabel (wireless fidelity/Wifi).
"Jadi karena kami kerja dari rumah (work from home/WFH), maka peralatan dari kantor kami mobilisasi untuk pemulihan (karyawan)," ucap Wijanarko.
Baca juga: Masih banyak warga DKI Jakarta abaikan penggunaan masker
Saat ini, kamar yang sudah diisi penghuni terdapat dua unit, yakni satu kamar diisi satu orang merupakan karyawan dari LRT dan satu kamar lagi diisi dua orang dari PT Pulo Mas Jaya, Badan Usaha Milik Daerah Provinsi DKI Jakarta yang mengelola fasilitas olahraga Jakarta International Equestrian Park Pulomas (JIEPP) yang berlokasi di Jakarta Timur.
"Kurang lebih ada empat hari mereka melakukan isolasi," kata Wijanarko.
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021
Tags: