Mensos Risma yakinkan gotong-royong bisa ringankan pandemi COVID-19
27 Juli 2021 10:48 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini menyerahkan bantuan makanan kepada pengemudi ojek daring di Dapur Umum Otista Tiga, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (26/7/2021). ANTARA/HO-Kemensos.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini meyakinkan warga bahwa semangat gotong-royong bisa meringankan beban dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang tengah berlangsung.
“Konsep gotong royong yang kita lakukan itu bisa meringankan penanganan pandemi COVID-19, sebab dalam gotong royong itu ada tanggung jawab, ada rasa persaudaraan senasib sepenanggungan. Kita harus kembangkan lagi semangat gotong royong itu," ujar Risma, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Risma mengatakan penanggulangan pandemi COVID-19, pemerintah tidak bisa bekerja sendirian, melainkan butuh sinergitas antarsesama anak bangsa dengan menumbuhkan semangat gotong royong di tengah-tengah masyarakat.
Dalam semangat gotong-royong, Risma mesti percaya ada kekuatan yang bisa menyelesaikan berbagai persoalan bangsa seberat apapun, tapi dengan syarat tidak bergerak masing-masing ataupun sendiri-sendiri.
“Saya percaya segala macam persoalan bangsa kita bisa diselesaikan secara bersama-sama selama ada semangat bergotong-royong dan tidak bergerak sendiri-sendiri, serta bukan kamu-kamu dan gue-gue hal itu sudah pasti tidak menjadi solusi, ” katanya.
Di masa pandemi COVID-19 sekarang ini, menurut Risma, betapa semangat gotong royong bisa menyelamatkan dan melindungi orang lain bagi masyarakat yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) cukup di rumah saja.
Selain itu, Risma meminta warga untuk peduli dengan memberikan makanan kepada orang yang isoman sehingga ia tidak perlu keluar rumah membeli makan yang berpotensi menulari satu warung.
Hal tersebut, menurutnya, sebagai contoh nyata kepedulian dalam semangat gotong-royong yang melindungi dan sayang kepada orang lain.
Risma mengatakan bahkan dalam sejarah mengajarkan, pada zaman perang kemerdekaan dimana dengan persenjataan dan sumber daya terbatas tidak bisa menang. Tetapi kemerdekaan bisa berhasil, karena ada semangat gotong royong di antara sesama anak bangsa.
“Gotong royong menjadi kekuatan dalam perang kemerdekaan dan saat itu rakyat memberikan bantuan makanan bagi para pejuang. Itu artinya, tidak mungkin kita bisa meng-cover sendirian menanggulangi pandemi, dan tidak ada masalah yang tidak bisa selesai dengan gotong-royong, ” ujar Risma.
Dia pun mencontohkan bersinergi di antara orang yang punya uang dan orang memiliki kemampuan memasak, dan itu bisa dikolaborasikan menjadi sebuah gerakan untuk membantu orang lain seperti yang dilakukan dapur umum penanggulangan pandemi.
“Seperti si A punya uang, si B bisa masak dan si C punya semangat gotong royong dan peduli berbagi, jika disinergikan akan menjadi kekuatan yang luar biasa. Jadi tidak perlu takut bangsa ini akan runtuh selama ada semangat gotong-royong dan peduli kepada orang lain, ” kata dia.
“Konsep gotong royong yang kita lakukan itu bisa meringankan penanganan pandemi COVID-19, sebab dalam gotong royong itu ada tanggung jawab, ada rasa persaudaraan senasib sepenanggungan. Kita harus kembangkan lagi semangat gotong royong itu," ujar Risma, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.
Risma mengatakan penanggulangan pandemi COVID-19, pemerintah tidak bisa bekerja sendirian, melainkan butuh sinergitas antarsesama anak bangsa dengan menumbuhkan semangat gotong royong di tengah-tengah masyarakat.
Dalam semangat gotong-royong, Risma mesti percaya ada kekuatan yang bisa menyelesaikan berbagai persoalan bangsa seberat apapun, tapi dengan syarat tidak bergerak masing-masing ataupun sendiri-sendiri.
“Saya percaya segala macam persoalan bangsa kita bisa diselesaikan secara bersama-sama selama ada semangat bergotong-royong dan tidak bergerak sendiri-sendiri, serta bukan kamu-kamu dan gue-gue hal itu sudah pasti tidak menjadi solusi, ” katanya.
Di masa pandemi COVID-19 sekarang ini, menurut Risma, betapa semangat gotong royong bisa menyelamatkan dan melindungi orang lain bagi masyarakat yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) cukup di rumah saja.
Selain itu, Risma meminta warga untuk peduli dengan memberikan makanan kepada orang yang isoman sehingga ia tidak perlu keluar rumah membeli makan yang berpotensi menulari satu warung.
Hal tersebut, menurutnya, sebagai contoh nyata kepedulian dalam semangat gotong-royong yang melindungi dan sayang kepada orang lain.
Risma mengatakan bahkan dalam sejarah mengajarkan, pada zaman perang kemerdekaan dimana dengan persenjataan dan sumber daya terbatas tidak bisa menang. Tetapi kemerdekaan bisa berhasil, karena ada semangat gotong royong di antara sesama anak bangsa.
“Gotong royong menjadi kekuatan dalam perang kemerdekaan dan saat itu rakyat memberikan bantuan makanan bagi para pejuang. Itu artinya, tidak mungkin kita bisa meng-cover sendirian menanggulangi pandemi, dan tidak ada masalah yang tidak bisa selesai dengan gotong-royong, ” ujar Risma.
Dia pun mencontohkan bersinergi di antara orang yang punya uang dan orang memiliki kemampuan memasak, dan itu bisa dikolaborasikan menjadi sebuah gerakan untuk membantu orang lain seperti yang dilakukan dapur umum penanggulangan pandemi.
“Seperti si A punya uang, si B bisa masak dan si C punya semangat gotong royong dan peduli berbagi, jika disinergikan akan menjadi kekuatan yang luar biasa. Jadi tidak perlu takut bangsa ini akan runtuh selama ada semangat gotong-royong dan peduli kepada orang lain, ” kata dia.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021
Tags: