BNPB: Keterisian fasilitas isolasi terpusat masih sangat kosong
26 Juli 2021 15:26 WIB
Tangkapan layar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Ganip Warsito dalam konferensi pers secara virtual Senin siang. ANTARA/Youtube BNPB_Indonesia/pri.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Ganip Warsito mengatakan tingkat keterisian fasilitas isolasi terpusat bagi pasien COVID-19 di sejumlah tempat masih sangat kosong.
"Kondisi sekarang hunian kecil, di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Kemayoran, Jakarta, hari ini tingkat keterisian tempat tidurnya sekitar 47 persen. Lalu di Rumah Susun Nagrak baru terisi 260 orang. Masih sangat kosong," kata Ganip Warsito dalam konferensi pers secara virtual yang dipantau dari aplikasi Zoom, Senin siang.
Situasi serupa juga terjadi di Rusun Pasar Rumput Jakarta Selatan. Dari total 6 ribu kapasitas tempat tidur perawatan, baru terisi 110 orang.
Baca juga: Luhut dorong optimalisasi isolasi terpusat untuk pasien risiko tinggi
Ganip mengatakan tempat isolasi terpusat di tiga lokasi di Jakarta, yakni RSDC Kemayoran, Rusun Nagrak dan Rusun Pasar Rumput bisa menampung hingga 10 ribu pasien.
"Situasi di Jabodetabek pun demikian. Bandung (Jawa Barat), Depok dan Tangerang, semua siap tampung masyarakat yang tanpa gejala dan gejala ringan," katanya.
Ganip mengatakan tingkat keterisian tempat tidur perawatan pasien di fasilitas isolasi terpusat di Solo baru terisi 400 tempat tidur dari total kapasitas 1.700 tempat tidur.
Fasilitas serupa juga disiapkan di Yogyakarta dan Solo sebanyak 600 tempat tidur dengan memanfaatkan asrama Universitas Gajah Mada (UGM) maupun fasilitas yang dimiliki Kementerian PUPR.
Ganip mengimbau masyarakat yang terpapar COVID-19 untuk tidak ragu memanfaatkan fasilitas isolasi terpusat gang dikelola oleh pemerintah daerah maupun Satgas Penanganan COVID-19 sampai dengan pemulihan selesai.
"Tempat-tempat isolasi terpusat yang disiapkan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat itu sudah disiapkan tenaga medisnya, disiapkan obat-obatannya kemudian disiapkan kegiatan treatment yang bisa meningkatkan pemulihan kondisi kita dari terpapar menjadi negatif," katanya.
Apabila warga ingin menjalani perawatan di isolasi terpusat, kata Ganip, cukup membawa hasil rapid test antigen. "Kalau dulu kan wajib PCR, sekarang antigen sudah bisa dirujuk," katanya.
Baca juga: BNPB ingatkan provinsi rawan untuk lakukan pencegahan dini karhutla
Baca juga: BNPB laporkan luas karhutla periode Januari-Juni meningkat 16,3 persen
#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3m
#vaksinmelindungikitasemua
"Kondisi sekarang hunian kecil, di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Kemayoran, Jakarta, hari ini tingkat keterisian tempat tidurnya sekitar 47 persen. Lalu di Rumah Susun Nagrak baru terisi 260 orang. Masih sangat kosong," kata Ganip Warsito dalam konferensi pers secara virtual yang dipantau dari aplikasi Zoom, Senin siang.
Situasi serupa juga terjadi di Rusun Pasar Rumput Jakarta Selatan. Dari total 6 ribu kapasitas tempat tidur perawatan, baru terisi 110 orang.
Baca juga: Luhut dorong optimalisasi isolasi terpusat untuk pasien risiko tinggi
Ganip mengatakan tempat isolasi terpusat di tiga lokasi di Jakarta, yakni RSDC Kemayoran, Rusun Nagrak dan Rusun Pasar Rumput bisa menampung hingga 10 ribu pasien.
"Situasi di Jabodetabek pun demikian. Bandung (Jawa Barat), Depok dan Tangerang, semua siap tampung masyarakat yang tanpa gejala dan gejala ringan," katanya.
Ganip mengatakan tingkat keterisian tempat tidur perawatan pasien di fasilitas isolasi terpusat di Solo baru terisi 400 tempat tidur dari total kapasitas 1.700 tempat tidur.
Fasilitas serupa juga disiapkan di Yogyakarta dan Solo sebanyak 600 tempat tidur dengan memanfaatkan asrama Universitas Gajah Mada (UGM) maupun fasilitas yang dimiliki Kementerian PUPR.
Ganip mengimbau masyarakat yang terpapar COVID-19 untuk tidak ragu memanfaatkan fasilitas isolasi terpusat gang dikelola oleh pemerintah daerah maupun Satgas Penanganan COVID-19 sampai dengan pemulihan selesai.
"Tempat-tempat isolasi terpusat yang disiapkan oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat itu sudah disiapkan tenaga medisnya, disiapkan obat-obatannya kemudian disiapkan kegiatan treatment yang bisa meningkatkan pemulihan kondisi kita dari terpapar menjadi negatif," katanya.
Apabila warga ingin menjalani perawatan di isolasi terpusat, kata Ganip, cukup membawa hasil rapid test antigen. "Kalau dulu kan wajib PCR, sekarang antigen sudah bisa dirujuk," katanya.
Baca juga: BNPB ingatkan provinsi rawan untuk lakukan pencegahan dini karhutla
Baca juga: BNPB laporkan luas karhutla periode Januari-Juni meningkat 16,3 persen
#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3m
#vaksinmelindungikitasemua
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: