Kabul (ANTARA News/AFP) - Dua tentara koalisi tewas dalam dua serangan terpisah di Afghanistan, Sabtu, yang menambah korban jiwa NATO dalam tahun kritis perangnya terhadap Taliban.

Tentara pertama tewas menyusul ledakan sebuah bom rakitan di bagian selatan negara itu, sementara yang kedua tewas dalam "serangan gerilyawan"di Afghanistan utara, demikian menurut Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tanpa memberikan perincian lagi.

Kebijakan ISAF, untuk tidak memberitahukan kewarganegaraan tentara mereka yang tewas.

Tahun ini, paling mematikan bagi pasukan asing, 592 tentara pimpinan NATO telah tewas dalam pertempuran di Afghanistan, menurut hitungan AFP berdasar pada laman Internet independen icasualties.org, dibanding 521 tentara yang tewas tahun lalu.

Ada lebih dari 150.000 tentara internasional yang dikerahkan di Afghanistan untuk berusaha mengalahkan gerilya pimpinan Taliban yang dimaksudkan untuk menjatuhkan demokrasi yang didukung Barat di negara itu.

Gerilyawan itu telah meningkatkan serangan setiap tahun sejak rezim Taliban digulingkan dalam serangan pimpinan AS pada akhir 2001.

Untuk mengalahkan Taliban, Washington telah mengerahkan 30.000 balabantuan tambahan tahun ini sebagai basis strategi sentakan yang ditujukan untuk mempercepat berakhirnya perang. Sekitar 10.000 tentara NATO lagi juga telah dikerahkan. (S008/K004)