Olimpiade
Alamsyah Wijaya: Eko Yuli harus fokus dan yakin
24 Juli 2021 22:38 WIB
Lifter Eko Yuli Irawan yang akan berlaga dikelas 61 Kg Olimpiade Tokyo 2020 berlatih di Hall Tokyo International Forum, Tokyo, Rabu (21/7/2021). Tim Nasional Angkat Besi Indonesia menerjunkan lima orang atlet dalam Olimpiade Tokyo 2020, pertandingan akan berlangsung pada 24 Juli hingga 4 Agustus 2021. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.
Jakarta (ANTARA) - Manajer Tim Nasional Angkat Besi Indonesia pada Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil 2016, Alamsyah Wijaya meminta Eko Yuli Irawan agar fokus dan yakin akan kemampuan yang diraihnya pada saat latihan pelatnas untuk meraih medali di Olimpiade Tokyo.
Pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Eko Yuli berhasil menyabet medali perak sehingga pada Olimpiade kali ini diharapkan bisa mengulangi kesuksesan.
"Fokus dan yakin itu menjadi kunci sukses. Fokus bahwa semua yang dilakukannya demi kepentingan Merah Putih sehingga tidak memikirkan hal-hal lain," kata Alamsyah, dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
"Dan, yakin akan kemampuannya bisa meraih hasil yang sama seperti saat menjalani latihan pelatnas Olimpiade," tambahnya.
Baca juga: Profil atlet Olimpiade: Lifter Eko Yuli Irawan dan misi menebus emas
Alamsyah juga meminta Timnas Angkat Besi Indonesia bersatu demi kepentingan bangsa dan negara dengan memberikan keleluasaan dalam menentukan pendampingnya saat tampil.
"Biarkan Eko Yuli yang menentukan siapa yang mendampinginya. Berikan rasa nyaman sehingga dia bisa lebih konsentrasi dalam memenangkan pertempuran," ungkapnya.
Berbicara masalah berat badan Eko Yuli, Alamsyah yang kini menjabat sebagai Sekjen PB PBFI (Perkumpulan Binaraga Fitness Indonesia) mengaku tidak merasa khawatir, apalagi sudah sangat mengenal sang atlet.
"Soal berat badan tidak perlu dikhawatirkan. Pada saat timbang badan nanti Eko pasti bisa mencapai berat badan ideal," tegasnya.
Baca juga: Indonesia loloskan lima lifter ke Olimpiade Tokyo
Kelas 61 kg yang dimainkan Eko Yuli di International Forum Tokyo, Minggu, 25 Juli 2021 menjadi kelas paling bergengsi di cabang angkat besi Olimpiade 2020 Tokyo.
Bahkan, boleh dibilang kelas 61 kg itu merupakan kelas neraka karena dua jawara dunia akan unjuk kebolehan untuk meraih tempat terbaik.
Yakni, lifter andalan Indonesia Eko Yuli yang merupakan juara pada Kejuaraan Dunia di Turkmenistan 2018 melawan andalan China, Li Fa Bin yang tercatat sebagai juara pada Kejuaraan Angkat Besi Dunia di Pattaya, Thailand 2019.
"Kelas 61 kg menjadi kelas bergengsi dan paling ditunggu para penikmat cabang olahraga angkat besi. Boleh di bilang kelas 61 kg itu kelas neraka karena mempertemukan dua jawara Eko Yuli Irawan dengan Li Fa Bin untuk menjadi yang terbaik," katanya.
Baca juga: Eko Yuli Irawan tak khawatir berat badan naik usai Lebaran
Dari "starting list" yang dikeluarkan panitia cabang olahraga angkat besi Olimpiade 2020 Tokyo, Eko Yuli Irawan menempati peringkat teratas dengan total angkatan 315 kg dan saingan terdekatnya adalah Li Fa Bin dari China yang memiliki total angkatan 310 kg.
Kemudian, Shota Mishvelidze (Georgia) 305 kg, Seraj Abdulrahim M Alsalem (KSA/Arab Saudi) 303 kg. Disusul lifter angkat besi tuan rumah, Yoichi Itokazu dan Son Igor (Kazakhstan) yang masing-masing total angkatan 300 kg.
"Dari 'starting list' itu sudah membuka peluang Eko untuk bisa menjadi yang terbaik. Tetapi, itu butuh perjuangan keras untuk bisa mewujudkannya mengingat lawan yang dihadapi juga punya prestasi yang cukup bagus," pungkas Alamsyah.
Baca juga: Windy Cantika sumbang medali pertama Indonesia di Olimpiade Tokyo
Pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Eko Yuli berhasil menyabet medali perak sehingga pada Olimpiade kali ini diharapkan bisa mengulangi kesuksesan.
"Fokus dan yakin itu menjadi kunci sukses. Fokus bahwa semua yang dilakukannya demi kepentingan Merah Putih sehingga tidak memikirkan hal-hal lain," kata Alamsyah, dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
"Dan, yakin akan kemampuannya bisa meraih hasil yang sama seperti saat menjalani latihan pelatnas Olimpiade," tambahnya.
Baca juga: Profil atlet Olimpiade: Lifter Eko Yuli Irawan dan misi menebus emas
Alamsyah juga meminta Timnas Angkat Besi Indonesia bersatu demi kepentingan bangsa dan negara dengan memberikan keleluasaan dalam menentukan pendampingnya saat tampil.
"Biarkan Eko Yuli yang menentukan siapa yang mendampinginya. Berikan rasa nyaman sehingga dia bisa lebih konsentrasi dalam memenangkan pertempuran," ungkapnya.
Berbicara masalah berat badan Eko Yuli, Alamsyah yang kini menjabat sebagai Sekjen PB PBFI (Perkumpulan Binaraga Fitness Indonesia) mengaku tidak merasa khawatir, apalagi sudah sangat mengenal sang atlet.
"Soal berat badan tidak perlu dikhawatirkan. Pada saat timbang badan nanti Eko pasti bisa mencapai berat badan ideal," tegasnya.
Baca juga: Indonesia loloskan lima lifter ke Olimpiade Tokyo
Kelas 61 kg yang dimainkan Eko Yuli di International Forum Tokyo, Minggu, 25 Juli 2021 menjadi kelas paling bergengsi di cabang angkat besi Olimpiade 2020 Tokyo.
Bahkan, boleh dibilang kelas 61 kg itu merupakan kelas neraka karena dua jawara dunia akan unjuk kebolehan untuk meraih tempat terbaik.
Yakni, lifter andalan Indonesia Eko Yuli yang merupakan juara pada Kejuaraan Dunia di Turkmenistan 2018 melawan andalan China, Li Fa Bin yang tercatat sebagai juara pada Kejuaraan Angkat Besi Dunia di Pattaya, Thailand 2019.
"Kelas 61 kg menjadi kelas bergengsi dan paling ditunggu para penikmat cabang olahraga angkat besi. Boleh di bilang kelas 61 kg itu kelas neraka karena mempertemukan dua jawara Eko Yuli Irawan dengan Li Fa Bin untuk menjadi yang terbaik," katanya.
Baca juga: Eko Yuli Irawan tak khawatir berat badan naik usai Lebaran
Dari "starting list" yang dikeluarkan panitia cabang olahraga angkat besi Olimpiade 2020 Tokyo, Eko Yuli Irawan menempati peringkat teratas dengan total angkatan 315 kg dan saingan terdekatnya adalah Li Fa Bin dari China yang memiliki total angkatan 310 kg.
Kemudian, Shota Mishvelidze (Georgia) 305 kg, Seraj Abdulrahim M Alsalem (KSA/Arab Saudi) 303 kg. Disusul lifter angkat besi tuan rumah, Yoichi Itokazu dan Son Igor (Kazakhstan) yang masing-masing total angkatan 300 kg.
"Dari 'starting list' itu sudah membuka peluang Eko untuk bisa menjadi yang terbaik. Tetapi, itu butuh perjuangan keras untuk bisa mewujudkannya mengingat lawan yang dihadapi juga punya prestasi yang cukup bagus," pungkas Alamsyah.
Baca juga: Windy Cantika sumbang medali pertama Indonesia di Olimpiade Tokyo
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021
Tags: