Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov mengharapkan adanya target memadai dan terukur dari Holding Ultra Mikro, terutama pencapaian kinerja dan jumlah nasabah mikro yang dapat naik kelas.
​​​​
"Jadi target-target itu nantinya akan menjadi indikator bahwa holding ini berhasil sesuai target dan sesuai dengan yang disepakati," kata Abra saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan rencana target kinerja dan jumlah nasabah naik kelas ini penting agar pembentukan holding ini benar-benar efektif untuk menggerakkan kinerja perekonomian di level terkecil dan bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.

Menurut dia, perlu adanya target operasional dan keuangan dalam jangka pendek maupun panjang dari holding tersebut serta ketiga entitas yang menaungi yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Baca juga: Pefindo: "Holding" ultramikro perkuat ekosistem usaha Selain itu, Abra juga mengharapkan pembentukan holding ini tidak menyingkirkan salah satu entitas, terutama kelangsungan bisnis dari Pegadaian dan PNM yang telah bertugas melayani masyarakat dengan baik.

Selama ini, peran Pegadaian dan PNM penting dalam menyalurkan pembiayaan kepada pelaku usaha serta dapat menjadi sumber pendapatan negara dari dividen dan pajak yang dibayarkan.

"Pegadaian dan PNM harus menjadi sektor atau entitas yang tetap melayani masyarakat dengan kualitas pelayanan yang meningkat. Jadi indikator pelayanan harus lebih meningkat, cost atau biaya juga lebih murah atau terjangkau, dan lebih mudah diakses," kata Abra.

Sebelumnya, BRI melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang menyepakati rights issue 28,67 miliar lembar saham sebagai upaya permodalan dalam rangka pembentukan Holding Ultra Mikro.

Baca juga: BRI persiapkan struktur dan proses bisnis untuk Holding Ultra Mikro

Baca juga: RUPSLB BRI setujui "rights issue" 28 miliar lembar saham