Kapasitas tempat tidur RS rujukan COVID-19 di Kota Batu-Jatim dtambah
23 Juli 2021 17:39 WIB
Ilustrasi - Petugas medis memeriksa kondisi pasien di ruang isolasi dalam simulasi penanganan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Lavalette, Malang, Jawa Timur, Jumat (13/3/2020). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto).
Kota Batu, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kota Batu, Jawa Timur menambah kapasitas tempat tidur isolasi yang dipergunakan untuk pasien konfirmasi positif COVID-19 pada rumah sakit rujukan penanganan COVID-19.
Kepala Dinas Komunikasi, dan Informatika Kota Batu Ony Ardianto, di Kota Batu, Jumat mengatakan, Pemerintah Kota Batu telah melakukan koordinasi dengan seluruh rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 untuk menambah tempat tidur isolasi pasien.
"Kapasitas tempat tidur isolasi pasien COVID-19, sebelumnya sebanyak 95 tempat tidur, sudah ditambah menjadi 110 bed, dan saat ini sudah ditambah lagi menjadi 126 tempat tidur," kata Ony, yang juga merupakan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kota Batu.
Ia menjelaskan penambahan kapasitas tempat tidur isolasi bagi pasien yang terpapar virus yang pertama kali merebak di Wuhan, China itu, dilakukan di rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 secara bertahap.
Kapasitas tempat tidur isolasi pasien COVID-19 tersebut, kata dia, minimal 40 persen dari total kapasitas tiap-tiap rumah sakit rujukan. Di Kota Batu, tercatat ada empat rumah sakit rujukan penanganan COVID-19.
Ia mengatakan jika ditinjau dari indikator ketersediaan layanan kesehatan bagi pasien konfirmasi positif COVID-19, Kota Batu masuk dalam zona merah, atau wilayah dengan risiko tinggi penyebaran COVID-19.
"Hal itu dikarenakan tingkat keterisian atau Bed Occupancy Ratio (BOR) Intensive Care Unit (ICU), dan BOR isolasi rumah sakit di Kota Batu, mencapai 100 persen. Artinya, layanan rumah sakit tidak mampu menampung pasien," katanya.
Selain menambah kapasitas tempat tidur di rumah sakit rujukan penanganan COVID-19, Pemerintah Kota Batu juga berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, untuk pembukaan rumah sakit darurat, atau rumah sakit lapangan.
"Kemudian kami juga membuka lokasi shelter baru, untuk menampung pasien konfirmasi positif COVID-19 tanpa gejala," katanya.
Pemerintah Kota Batu juga memastikan ketersediaan, obat-obatan, oksigen, alat kesehatan, termasuk sarana prasarana penunjang lain di rumah sakit rujukan, dan puskesmas dalam kondisi yang mencukupi.
Hingga saat ini, secara keseluruhan di Kota batu, tercatat ada sebanyak 2.156 kasus konfirmasi positif COVID-19. Dari total tersebut, sebanyak 1.738 orang dilaporkan telah sembuh, 168 orang dinyatakan meninggal dunia, dan sisanya berada dalam perawatan, demikain Ony Ardianto.
Baca juga: Rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di Kota Batu penuh
Baca juga: Hotel dan restoran di Kota Batu terdampak penerapan PPKM Darurat
Baca juga: Pemkot Batu siapkan bantuan sosial tunai untuk 3.325 warga
Baca juga: 62 tenaga kesehatan Kota Batu positif COVID-19
Kepala Dinas Komunikasi, dan Informatika Kota Batu Ony Ardianto, di Kota Batu, Jumat mengatakan, Pemerintah Kota Batu telah melakukan koordinasi dengan seluruh rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 untuk menambah tempat tidur isolasi pasien.
"Kapasitas tempat tidur isolasi pasien COVID-19, sebelumnya sebanyak 95 tempat tidur, sudah ditambah menjadi 110 bed, dan saat ini sudah ditambah lagi menjadi 126 tempat tidur," kata Ony, yang juga merupakan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kota Batu.
Ia menjelaskan penambahan kapasitas tempat tidur isolasi bagi pasien yang terpapar virus yang pertama kali merebak di Wuhan, China itu, dilakukan di rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 secara bertahap.
Kapasitas tempat tidur isolasi pasien COVID-19 tersebut, kata dia, minimal 40 persen dari total kapasitas tiap-tiap rumah sakit rujukan. Di Kota Batu, tercatat ada empat rumah sakit rujukan penanganan COVID-19.
Ia mengatakan jika ditinjau dari indikator ketersediaan layanan kesehatan bagi pasien konfirmasi positif COVID-19, Kota Batu masuk dalam zona merah, atau wilayah dengan risiko tinggi penyebaran COVID-19.
"Hal itu dikarenakan tingkat keterisian atau Bed Occupancy Ratio (BOR) Intensive Care Unit (ICU), dan BOR isolasi rumah sakit di Kota Batu, mencapai 100 persen. Artinya, layanan rumah sakit tidak mampu menampung pasien," katanya.
Selain menambah kapasitas tempat tidur di rumah sakit rujukan penanganan COVID-19, Pemerintah Kota Batu juga berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, untuk pembukaan rumah sakit darurat, atau rumah sakit lapangan.
"Kemudian kami juga membuka lokasi shelter baru, untuk menampung pasien konfirmasi positif COVID-19 tanpa gejala," katanya.
Pemerintah Kota Batu juga memastikan ketersediaan, obat-obatan, oksigen, alat kesehatan, termasuk sarana prasarana penunjang lain di rumah sakit rujukan, dan puskesmas dalam kondisi yang mencukupi.
Hingga saat ini, secara keseluruhan di Kota batu, tercatat ada sebanyak 2.156 kasus konfirmasi positif COVID-19. Dari total tersebut, sebanyak 1.738 orang dilaporkan telah sembuh, 168 orang dinyatakan meninggal dunia, dan sisanya berada dalam perawatan, demikain Ony Ardianto.
Baca juga: Rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di Kota Batu penuh
Baca juga: Hotel dan restoran di Kota Batu terdampak penerapan PPKM Darurat
Baca juga: Pemkot Batu siapkan bantuan sosial tunai untuk 3.325 warga
Baca juga: 62 tenaga kesehatan Kota Batu positif COVID-19
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021
Tags: