Jakarta (ANTARA News) - Kapal pelacak satelit Yuan Wang 5, milik China, sedang berlabuh di Terminal II Jakarta International Container Terminal, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, untuk misi ilmu pengetahuan bidang antariksa kelautan.

Kapal riset ilmiah yang dimasukkan dalam Proyek 921 China --misi penerbangan antariksa berawak dan program ruang angkasa lainnya-- ini berlayar dari Fiji di Pasifik Selatan membawa 297 awak yang diantaranya berisi para peneliti China.

"Yuan Wang 5 akan berlabuh selama delapan hari di Indonesia. Kini kami sedang mengisi logistik berupa air dan makanan," kata Jay Chen, teknisi sekaligus kru yang mengaku asal Shanghai, kepada ANTARA News.

Kapal serba putih berpanjang 222 meter serta lebar 25 meter, dan memiliki tiga buah radar pelacak satelit ini telah mempesona banyak orang Indonesia yang kebetulan atau sengaja melihatnya di Tanjung Priok.

"China sekarang canggih, Amerika saja kalah," kata Pendiagam, staf operasional PT Ocean Global Shipping, saat membantu kru kapal riset China itu mengisi persediaan airnya.

Yuan Wang 5 yang mengunjungi Indonesia dalam kerangka kerjasama LAPAN dan Kedutaan Besar China di Indonesia ini membutuhkan air bersih hingga 2.000 ton.

Menurut Jay Chen, mereka juga membawa dua orang astronot ke Indonesia di kapal itu.

Generasi ketiga

Yuan Wang 5 adalah kapal pelacak satelit generasi ketiga yuang dibuat China pada 2005.

Diluncurkan pada 15 September 2006 dan mulai melaut awal 20007, Yuan Wang 5 menjadi bagian dari gugus tugas sistem Pelacakan dan Kontrol Maritim Satelit (SMTC) yang berbasis di Jiangyin, provinsi Jiangsu.

Yuan Wang 5 bergabung dengan Yuang Wang 6 pada 12 April 2008 untuk mendukung Proyek 921, yaitu misi penerbangan ruang angkasa berawak dan misi antariksa China lainnya.

Kapal ini beratnya 25 ribu ton, dan dilengkapi sistem pelacakan dan komunikasi antariksa yang sangat lengkap.

Yuan Wang 5 mampu melacak wahana-wahana antariksa, satelit, pesawat berawak, dan jenis pesawat antariksa lainnya yang diluncurkan ke ruang angkasa.

Kapal yang seluruhnya dicat putih ini juga mampu berkomunikasi suara dan gambar secara real-time dan mempertukarkan data dengan pusat kendali di Bumi. Untuk itu, kapal ini diselimuti jaringan serat optik untuk pertukaran data antar sub-sistem dalam kapal.

Yuan Wang 5 dilengkapi radar pelacak monopulse, sistem pemandu dan pelacak laser Cinetheodolite, sistem velosimetri, dan rangkaian komputer untuk melacak dan mengendalikan wahana antariksa.

Yuan Wang 5 menggunakan kombinasi kelembaman, satelit, dan bintang untuk akurasi navigasi dan pemosisiannya.

Sistem komunikasi di kapal ini meliputi HF, ULF, UHF, dan SATCOM, dalam bentuk telepon, radio, faksimili dan saluran data yang dijamin aman.

Wahana riset kelautan ini juga dilengkapi sarana-sarana peramalan cuaca, termasuk radar cuaca, sonde, balon cuaca, dan terminal penerima citra satelit data-data meteorologis.

Bayangkan, ruang angkasa saja mereka bisa lacak dari sudut manapun di dunia ini, apalagi sistem komunikasi dan informasi darat mana pun.

Pertegas

Kendati disebut misi sipil, tak pelak lagi Yuan Wang 5 membantu mempertegas postur dan ambisi China untuk menjadi aktor internasional terpenting dunia, yang juga diantaranya ditegakkan oleh modernisasi kekuatan militernya.

Meski disebut untuk tujuan riset, Yuan Wang 5 adalah salah satu bukti bahwa sistem pertahanan China telah jauh meninggalkan banyak negara.

Untuk belanja militer saja, mengutip Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), pada 2009 China adalah yang terbesar kedua setelah Amerika Serikat.

Negara itu mengalokasikan 2 persen PDB-nya atau 100 miliar dolar AS untuk belanja militer, sedangkan AS menggunakan 661 miliar dolar AS atau 4,3 persen dari PDB.

Pada tahun yang sama Indonesia membelanjakan 4,9 miliar dolar AS. Dibandingkan China dan AS, jumlah sebesar itu hanya seperduapuluh (1/20) dan seperseratus duapuluh (1/120)-nya saja.

Anggaran pertahanan China ini mengambil 6,6 persen dari total belanja militer dunia, sedangkan AS mengambil porsi 43 persen total belanja dunia.

China kini terus memproyeksikan kekuatan militernya di dunia, terutama kawasan Asia.

Namun cara China mendemonstrasikan kekuatannya tidak dengan wajah yang agresif, melainkan lewat misi-misi halus seperti muhibah Yuan Wang 5 ini.

Sampai 23 Oktober

Wahana laut canggih yang didedikasikan China untuk ambisi antariksanya dan tampaknya juga penting untuk keperluan data intelijen China ini, akan berada di Pelabuhan Tanjung Priok sampai Sabtu pekan depan, yaitu 23 Oktober 2010.

Anda bisa melihat Yuan Wang 5 dari dekat, sekaligus memasukinya. Tentu saja, ada syaratnya.

Ada peraturan tertulis yang dipampang pintu masuk kapal itu.

Sejumlah staf keamanan PT Philia Citra Sejahtera dan PT. Pelindo turut menjaga kapal berawak inti para ilmuwan ini.

Masyarakat boleh mengunjunginya, sesuai dengan waktu dan tempat yang ditentukan.

Tetapi, Anda harus terlebih dahulu melewati pemeriksaan keamanan. Dan ingat, harus berpakaian rapi!

editor: jafar sidik