Singapura (ANTARA News) - Harga minyak bervariasi di perdagangan Asia, Jumat, di tengah terjun bebasnya "greenback" dan karena angka pekerjaan Amerika Serikat yang terus suram mengangkat harapan intervensi oleh Fed, kata analis.

Kontrak utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman November, jatuh empat sen menjadi 82,65 dolar per barel, sebagaimana dikutip dari AFP.

Minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Desember naik satu sen menjadi 84,21 dolar per barel di hari pertama perdagangannya.

Harga minyak didorong oleh penurunan nilai "greenback", kata Victor Shum, prisipal senior konsultan energi Purvin and Gertz di Singapura.

"Harga minyak benar-benar didukung oleh perkiraan terus menukiknya dolar AS," katanya.

Pada awal perdagangan Asia, euro dapat dibeli 1,4034 dolar AS, sedikit melemah dari 1,4083 dolar akhir Kamis di New York setelah mencapai 1,4122 dolar pada perdagangan intraday, titik tertinggi sejak Januari.

Sebuah laporan pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan, yang biasanya akan menyeret minyak mentah harga selatan, itu malahan mendukung pasar karena dampaknya terhadap dolar, Shum menambahkan.

"Data pekerjaan buruk dirilis kemarin membantu menjaga minyak berjangka pada tingkat 82-83 dolar saat ini," katanya.

"Berita ekonomi buruk di AS sekarang berarti dorongan lebih lanjut untuk Federal Reserve AS untuk mencetak lebih banyak uang, "devaluasi greenback dan membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih menarik untuk pembeli yang menggunakan mata uang lainnya," kata Shum.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis, bahwa penggajian pemerintah turun 159.000 pada September di ekonomi terbesar dunia, penurunan yang lebih besar daripada yang diantisipasi.

Angka-angka mencerminkan penurunan berkelanjutan dalam jumlah pekerjaan sementara untuk sensus 2010 dan kehilangan pekerjaan di pemerintahan lokal dengan hampir satu dari 10 pekerja keluar dari pekerjaan.
(ANT/A024)