Yogyakarta (ANTARA News) - Kondisi Gunung Merapi di perbatasan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah berdasarkan semua parameter hingga kini berada di atas normal.
"Kondisi Gunung Merapi baik berdasarkan seismik, deformasi, geokimia, dan secara visual berada di atas normal," kata Staf Ahli Geologi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Dewi Sri Sayudi di Rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Menghadapi Aktivitas Gunung Merapi, Kamis.
Menurut dia, sejak 10 Oktober hingga 13 Oktober 2010 deformasi atau percepatan mekarnya tubuh Gunung Merapi terus meningkat.
"Dari 14 reflektor yang ada ternyata deformasi yang paling dominan dari sisi selatan (Kaliurang), yaitu dari tiga centimeter, empat centimeter hingga lima centimeter per hari," katanya.
Meskipun deformasi yang dominan dari refrektor di Kaliurang, Sleman, katanya, namun hal ini tidak berarti arah lava nantinya akan ke selatan.
"Saat ini morfologi puncak Gunung Merapi memang belum tampak sehingga kami juga belum bisa memperkirakan posisi ke arah mana Gunung Merapi akan meletus, saat ini masih terlalu dini untuk memprediksikan arah letusan," katanya.
Dewi mengatakan, jika nanti morfologi puncak sudah terbentuk dan status Gunung Merapi ditingkatkan dari waspada ke awas maka baru dapat ditentukan ke mana kemungkinan arah lava.
"Kami juga belum bisa memastikan apakah status waspada ini akan meningkat ke yang lebih tinggi atau akan kembali normal," katanya.
Ia mengatakan saat ini guguran lava sisa erupsi Gunung Merapi yang bisa terdengar dan diamati mengarah ke Sungai Gendol dengan jarak luncur 800 meter, ke arah hulu Sungai Krasak sekitar 1,5 kilometer, dan ada yang ke arah Gebong-Krasak sejauh tiga kilometer.
"Guguran lava saat ini masih menyebar. Untuk menaikkan status Gunung Merapi harus ada parameter atau tanda lain seperti seismikvitas kegempaan, deformasi, geokimia, dan visual meski tidak ada angka yang pasti berapa peningkatan dari tiap parameter," katanya.
(V001/B010)
Kondisi Gunung Merapi di Atas Normal
14 Oktober 2010 18:18 WIB
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010
Tags: