Jakarta (ANTARA News) - 69 hari di perut bumi mendatangkan berbagai hal untuk 33 penambang Chile ; ada yang mendapatkan kabar tentang kelahiran anaknya, ada yang berniat menulis buku tentang pengalaman mereka dan ada yang disambut selingkuhan sedangkan istri berada di rumah.
Sebelum tambang mereka ambruk, dan membuat mereka terjebak pada kedalaman setengah mil, para pekerja tambang itu tak satupun dikenal.
Sehari setelah dikeluarkan dari bawah tanah pada Rabu (13/10) waktu setempat, mereka jadi pahlawan nasional dan bintang media dari seluruh dunia. Kehidupan pribadi mereka jadi sorotan umum.
Penyelamatan mereka yang mengagumkan --masing-masing dikeluarkan dengan menggunakan kapsul buat satu orang melalui lorong penyelamatan yang sempit dan dibor sedalam 625 meter menembus batu karang-- ditayangkan langsung dan disaksikan oleh jutaan orang di seluruh dunia.
Sebanyak 1.500 wartawan melaporkan dari tempat kejadian.
Selama beberapa pekan mereka terjebak di bawah tanah, Victor Segovia --penulis di dalam kelompok itu-- menulis puluhan halaman mengenai apa yang mungkin jadi buku pertamanya. Informasi ini menarik perhatian banyak penerbit.
"Ini adalah buku yang tentu akan menarik sangat banyak perhatian," kata Paul Bresnik, agen sastra dari New York.
"Sekarang, bagaimana aku bisa kontak dengan dia?" Bresnick mempertanyakan.
Ariel Ticona, yang dikeluarkan sebagai orang kedua terakhir pada Rabu malam waktu setempat, menjadi ayah dari putrinya yang baru dilahirkan awal Oktober. Bayi perempuan itu diberi nama Esperanza, atau "Harapan".
Chile menunggu gambar pertama mengenai ayah, istri, dan putri mereka bersama.
Tapi Johnny Barrios (50) yang paling menarik perhatian. Pekerja tambang tersebut telah meninggalkan dua perempuan di atas tanah: istri dan selingkuhan.
Masyarakat bertanya-tanya apakah salah satu dari perempuan itu akan ada di sana untuk menyambut dia.
Barrios, yang diselamatkan pada hari Rabu, disambut oleh pacarnya, perempuan berambut pirang yang memeluk dia dengan erat ketika dia muncul dari lorong penyelamatan.
Dalam kasus Carlos Mamani, warganegara Bolivia dan satu-satunya pekerja yang bukan orang Chile di antara 33 pekerja tambang yang terjebak, Presiden negaranya Evo Moraleslah yang datang untuk menyambut dia, demikian laporan wartawan Reuters, Hugh Bronstein.
Morales mengatakan operasi penyelamatan yang mulus tersebut membantu terbinanya kepercayaan antara Chile dan Bolivia --negara bertetangga yang telah lama terlibat percekcokan mengenai akses ke Pasifik.
Pekerja tambang pertama yang dikeluarkan dengan menggunakan kapsul yang terikat ketat adalah Florencio Avalos (31), yang secara mengejutkan keluar dalam kondisi yang sehat setelah dua bulan berada dalam kondisi yang nyaris gelap total.
Orang kedua adalah Mario Sepulveda, yang teriakan kegembiraannya berkumandang ke luar dari lorong sebelum dia muncul. Segera setelah dikeluarkan dari kapsul --yang dicat merah, biru dan putih, seperti bendera Chile-- ia mengacungkan tinjunya ke udara, menjatuhkan tas berwarna kuning ke tanah, menyentuhnya dan mulai membagikan batu sebagai hadiah.
Omar Reygadas, yang dalam usia 56 tahun adalah yang paling tua di dalam kelompok pekerja itu, membalut tubuhnya dengan bendera klub sepak bolanya, Colo-Colo, saat dia diangkat ke permukaan tanah, menuju kebebasan dan ketenaran.
Itu adalah yang ketiga kali Reygadas terjebak di dalam tambang, tapi keluarganya tak yakin dia akan mengakhiri kerja di bawah tanah.
(C003/s018)
Kehidupan Pekerja Tambang Chile Jadi Seperti Selebriti
14 Oktober 2010 13:55 WIB
Sejumlah warga bergembira sambil melihat penyelamatan penambang terakhir yang terjebak di tambang San Jose, menggunakan layar raksasa di sebuah ruang publik di Copiapo, Rabu (13/10). (ANTARA/REUTERS/Mariana Bazo)
Oleh
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
Tags: