Wasior (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan hutan di distrik Wasior, Papua Barat, masih terawat dengan baik, sehingga bisa disimpulkan bahwa bencana banjir bandang di kawasan itu bukan karena pembalakan liar.

"Kita lihat, hutan masih terpelihara dengan baik," katanya saat meninjau daerah aliran sungai di Wasior, Kamis.

Ia menegaskan telah memantau kondisi hutan secara langsung maupun melalui foto udara. Dari pemantauan itu, tidak ditemukan kerusakan hutan. Hal itu sesuai dengan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Presiden membenarkan adanya kayu gelondongan yang hanyut terbawa banjir. Namun demikian, Presiden menegaskan, hal itu tidak serta merta membuktikan adanya pembalakan liar.

"Itu adalah pohon tumbang utuh dengan akar," katanya.

Sebelumnya, Presiden melakukan dialog dengan jajaran pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat dan menginstruksikan agar tanggap darurat penanganan banjir bandang di Wasior, Papua Barat, diperpanjang dua pekan dari rencana semula.

Sebelumnya proses tanggap darurat banjir Wasior dijadwalkan berlangsung selama 10 hari, 8-18 Oktober. Dengan adanya penambahan waktu dua pekan maka proses tanggap darurat itu baru berakhir pada akhir Oktober.

Kepala Negara mengatakan bahwa tanggap darurat akan diprioritaskan pada penanganan korban yang luka dan sakit.

Selain itu, kata Presiden, juga dilakukan penambahan alat agar penyaluran bantuan yang terus mengalir dapat tuntas dan diterima oleh pihak-pihak yang membutuhkan.

Berdasarkan catatan Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, sedikitnya 140 orang dilaporkan hilang akibat bencana banjir tersebut. Sementara itu, 150 orang lainnya ditemukan meninggal.

Pemerintah Kabupaten setempat juga mencatat kerusakan berat sejumlah fasilitas umum, seperti sekolah, jalan, dan pasar.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB) menampung sedikitnya 4.771 pengungsi korban banjir bandang Wasior di Manokwari, Papua Barat.

Berdasar data BNPB, ribuan pengungsi itu tersebar di beberapa lokasi pengungsian di Manokwari.

Jumlah pengungsi terbanyak ada di komplek Balai Latihan Kerja Manokwari, yaitu sebanyak 1.245 orang. Kemudian di Lapangan Kodim Manokwari sebanyak 972 orang.

Sementara itu, BNPB mencatat 2.554 orang pengungsi tercatat melakukan pengungsian mandiri, atau kembali ke keluarga masing-masing di kawasan Manokwari.

Selain di Manokwari, BNPB juga mendata 2.652 pengungsi masih bertahan di Wasior, tempat bencana banjir bandang terjadi beberapa waktu lalu. Mereka tersebar di enam lokasi penampungan pengungsi.

BNPB juga mencatat 355 pengungsi ditampung di Nabire.
(F008*G003/A024)