New York (ANTARA News) - Harga minyak di New York melonjak pada Rabu waktu setempat, karena dolar yang lemah dan impor minyak mentah China. Lonjakan itu terjadi sekalipun pasar menunggu pertemuan penting tentang produksi OPEC di Wina, pekan ini.

Seperti dilaporkan AFP, kartel minyak OPEC diperkirakan mengatur untuk menjaga tingkat produksi minyak stabil pada Kamis, sementara prospek untuk harga tampak tak menentu dengan latar belakang pemulihan ekonomi yang rapuh dan dolar AS yang jatuh.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman November, naik 1,34 dolar AS menjadi 83,01 dolar per barel.

Di London minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November bertambah 1,14 dolar menjadi 84,64 dolar.

"Harga minyak telah naik ... lagi, berkat dolar AS yang lebih lemah dan angka impor lebih kuat dari China, tetapi masih jauh di bawah tingkat yang tercapai minggu lalu," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

"China mengimpor rekor volume minyak mentah 5,67 juta barel per hari pada bulan September, kenaikan 35 persen tahun-ke-tahun."

Dalam transaksi valuta asing pada Rabu, mata uang tunggal Eropa mendekati 1,40 dolar dan unit AS datang di bawah tekanan pada prospek pelonggaran lebih lanjut kebijakan moneter AS.

Risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve AS bulan lalu, Selasa menunjukkan, bahwa bank sentral mengantisipasi stimulus tambahan yang mungkin diperlukan segera untuk menopang pemulihan ekonomi.

Sebuah pelemahan dolar meningkatkan permintaan minyak yang dihargakan dalam dolar, yang menjadi lebih murah untuk pembeli yang menggunakan mata uang kuat.

Sementara itu pada Rabu, Badan Energi Internasional (IEA) yang berbasis di Paris menaikkan prediksi permintaan global tahun ini dengan 300.000 barel per hari menjadi 86,9 juta barel per hari dan dengan jumlah yang sama menjadi 88,2 juta barel per hari pada 2011.

Perkiraan terbaru, yang terdapat dalam laporan bulanan IEA, mewakili kenaikan tahunan masing-masing sebesar 2,5 persen dan 1,4 persen.

Di Wina pada Kamis, 12-negara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) diharapkan menahan kuota produksi resminya pada 24,84 juta barel per hari.
(A026/A038)