Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu sore, naik delapan poin menjadi Rp8.922-Rp8.932 per dolar, karena aksi beli pelaku pasar masih terjadi.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Rabu mengatakan, kenaikan rupiah masih seperti pada Rabu siang, karena pelaku pasar belum meningkatkan aksi belinya lebih jauh.

"Kenaikan rupiah hanya delapan poin, karena pelaku pasar belum beranjak lebih jauh untuk membeli rupiah," katanya.

Aktifitas pasar, lanjut dia, masih belum meningkat, karena pelaku pasar asing menahan diri masuk pasar lebih jauh, mereka masih menunggu paket stimulus Pemerintah AS yang akan keluar pada 3 Nopember 2010.

Menurut dia, paket stimulus merupakan suntikan dana dari pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat tumbuh lebih baik.

Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan belum mencapai sasaran bahkan cenderung makin melemah, katanya.

Ia mengatakan, posisi rupiah saat ini dinilai cukup baik, meski sebelumnya sempat mencapai level Rp8.913 per dolar.

"Kami optimis rupiah masih akan dapat bergerak naik lagi, sekalipun kenaikannya relatif masih kecil," ujarnya.

Rupiah, lanjut dia, sangat berat untuk bisa mencapai level Rp8.900 per dolar dan hanya bisa bergerak dalam kisaran sempit antara Rp8.925-Rp8.935 per dolar.

Menurut Kostaman Thayib, rupiah bergerak naik karena pelaku melihat dolar AS di pasar melemah yang terjadi sejak awal pekan ini.

Kenaikan rupiah itu, juga menyusul membaiknya Bursa Efek Indonesia sehingga indeks menguat mendekati level 3.600 poin, ucapnya.

Ia mengatakan, rupiah masih berpeluang untuk naik hingga mencapai Rp8.900 per dolar, asalkan dukungan pasar makin kuat, sehingga BI membiarkan pergerakan rupiah disesuaikan dengan pasar.
(CS/B010)