Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya untuk meningkatkan kinerja industri kertas di Tanah Air melalui penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten guna memacu ekonomi nasional.

“Keberadaan SDM terampil menjadi faktor penting dalam mendukung pertumbuhan industri, di mana industri merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan berharap peserta program ini memanfaatkan kesempatan ini dengan baik,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Arus Gunawan pada Penandatanganan MoU antara BPSDMI dengan tujuh perusahaan industri kertas secara virtual, Kamis.

Peran tersebut diwujudkan oleh BPSDMI Kemenperin dengan menggandeng tujuh perusahaan industri kertas untuk membuka program setara D1 Teknologi Kertas.

Lulusannya nanti ditempatkan bekerja di tujuh perusahaan tersebut yaitu PT Eco Paper Indonesia, PT Surabaya Mekabox, PT Kertas Padalarang, PT Enggal Subur Kertas, PT Pemalang Agro Wangi, PT Budi Makmur Perkasa, serta PT Indah Kiat Pulp dan Kertas Tbk Serang Mill.

Pada penandatanganan MoU tersebut, disaksikan pula oleh Kepala Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) dan Yayasan Selullosa Indonesia (YASI).

Menurut Arus, penyelenggaraan Program Setara D1 Teknologi Kertas ini merupakan bagian dari program Kemenperin yang memfasilitasi 899 mahasiswa untuk bisa mengikuti pendidikan vokasi dan bisa langsung bekerja di industri. Mereka berasal dari 10 provinsi dan 12 kabupaten/kota di Indonesia.

“Kebutuhan tenaga kerja industri kertas dan barang kertas sebanyak 241.651 pada tahun 2020, sedangkan kebutuhan pada tahun 2021 diperkirakan bertambah mencapai 10.563 orang,” ungkapnya.

Industri pulp di Indonesia mampu berdaya saing dengan menempati peringkat ke delapan dunia, dan industri kertas di peringkat ke enam dunia. Daya saing ini, selain ditopang oleh ketersediaan bahan baku, juga didukung dengan adanya SDM industri kompeten dan pemanfaatan teknologi.

Apalagi, perkembangan permintaan global terhadap produk industri pulp dan kertas, baik di dalam negeri maupun ekspor masih menjanjikan, di antaranya, produk kertas tissue, kertas kemasan dan sebagainya. Bahkan, dengan tren transaksi e-commerce yang kian meningkat, juga dapat mendorong kebutuhan kertas untuk kemasan kertas dan karton sehingga industrinya bisa tumbuh.

Baca juga: Ekspor pulp dan kertas ditargetkan tembus 9 miliar dolar AS

Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Iken Retnowulan menyampaikan program perkuliahan ini diselenggarakan oleh Politeknik STMI Jakarta melalui Program Studi Teknik Kima Polimer (TKP).

“Peserta mengikuti perkuliahan selama dua semester dengan total 43 SKS dengan kombinasi daring dan luring disesuaikan dengan kondisi pandemi sekarang ini. Sementara untuk Praktek Kerja Industri, akan dikerjakan di masing-masing perusahan dan ruang laboratorium di BBPK,” paparnya.

Bukan hanya program setara D1 Teknologi Kertas ini saja, lanjut Iken, tahun ini Politeknik STMI Jakarta juga telah menyelenggarakan Program Pendidikan Setara D1 untuk bidang Alat Berat yang bekerja sama dengan PT Komatsu Indonesia sebanyak dua angkatan yang dilaksanakan oleh Program Studi Teknik Industri Otomotif.

Direktur PT Indah Kiat Pulp dan Kertas Tbk Serang Mill Heppy Moiras memaparkan penyelenggaraan Program Setara D1 Teknologi Kertas merupakan langkah awal dari industri kertas dalam mendapatkan pasokan SDM secara spesifik yang belum dapat dipasok oleh pendidikan secara umum.

“Kerja sama seperti ini kami harapkan terus dapat ditingkatkan untuk meningkatkan daya saing Industri Kertas nasional,” ujar Heppy. Ia mengingatkan butuhan tenaga kerja di sektor ini begitu besar dan baru hanya tercukupi sebagian kecil saja.

Pada 2019 kapasitas produksi kertas nasional sebesar 10,1 juta ton dengan konsumsi 6,3 juta ton. Sementara itu, pulp tercatat sebagai salah satu komoditas yang memiliki potensi ekspor sebesar 5,3 juta ton.

Meskipun di tengah dampak pandemi COVID-19, permintaan pulp dan kertas secara global masih meningkat sekitar 2,1 persen. Sedangkan di dalam negeri, dalam lima tahun terakhir ini permintaannya tumbuh mencapai 63 persen.

Baca juga: RI-Singapura perkuat kerja sama tingkatkan kualitas SDM Industri 4.0

Baca juga: Kemenperin pasok SDM untuk industri di Sulawesi