Olimpiade
Peselancar Rio Waida tak mau pusingkan lawan di Olimpiade Tokyo
21 Juli 2021 23:50 WIB
Peselancar Rio Waida bersiap melakukan latihan di Pantai Legian, Badung, Bali, Senin (12/7/2021). Tim surfing Indonesia akan mengirimkan dua orang atletnya pada Olimpiade Tokyo yaitu Rio Waida yang telah dinyatakan lolos kualifikasi serta I Ketut Agus Aditya Putra sebagai atlet 'alternate' atau atlet pengganti yang memiliki kemungkinan bertanding di Olimpiade Tokyo apabila ada atlet lain yang telah lolos kualifikasi tapi tidak dapat bertanding karena sakit atau mengalami cedera. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.
Jakarta (ANTARA) - Peselancar Indonesia Rio Waida mengatakan akan fokus pada diri sendiri ketimbang mengkhawatirkan kekuatan lawannya saat berlaga di Olimpiade Tokyo pada Minggu (25/7).
Sejak tiba di Tokyo pada Minggu (18/7), Rio sudah mulai menjajal ombak di Pantai Tsurigasaki yang akan menjadi arena pertandingan cabang selancar ombak Olimpiade Tokyo.
Selama dua hari berlatih, atlet berusia 21 tahun itu sudah mencoba delapan papan selancar untuk mencari papan terbaik yang akan dipakai selama perlombaan.
“Saya mencoba beberapa papan dan sudah menemukan papan yang bagus. Latihan juga berlangsung baik. Ombak hari ini masih kecil tapi menjelang pertandingan akan ada badai, jadi kondisi akan berbeda. Sekarang saya mencoba untuk tetap fit dan siap untuk bertanding,” ujar Rio dalam rilis pers KOI, Rabu.
Baca juga: Peselancar Rio Waida terus lakukan persiapan jelang Olimpiade Tokyo
Meski grogi, Rio mengaku sudah cukup berpengalaman tampil di kompetisi internasional. Pengalaman itu menurutnya bakal membantunya agar bisa tampil lepas dan rileks di Tokyo.
“Pasti ada rasa grogi, tapi karena saya sudah sering ikut pertandingan, sudah mempunyai pengalaman, saya harus rileks dan fokus pada diri sendiri. Jika bisa berselancar seperti biasa pasti saya bisa mengalahkan lawan. Jadi saya harus fokus pada diri sendiri,” ujar atlet yang saat ini tinggal di Bali itu.
Keyakinan yang sama juga dimiliki pelatih yang mendampinginya, Tipi Jabrik. Tipi yakin Rio mampu mengatasi berbagai macam kondisi ombak Pantai Tsurigasaki.
Baca juga: KOI bersyukur Indonesia tambah atlet ke Olimpiade Tokyo lewat surfing
“Kondisi ombak seperti apa pun, kami sudah menyiapkan strategi untuk Rio karena ombak kecil atau besar kemampuannya sudah sangat bagus. Apalagi di Jepang, kondisi air tidak terlalu dingin dan juga tidak terlalu panas. Jadi Rio punya kesempatan untuk tampil dengan baik,” katanya.
Rio lolos ke Olimpiade Tokyo setelah Asosiasi Surfing Internasional (ISA) memasukkan namanya dalam atlet yang lolos ke Olimpiade di turnamen kualifikasi terakhir di ISA World Surfing di El Salvador, akhir Mei lalu.
Meski gagal menembus lima besar nomor shortboard putra, Rio berhak atas tiket Olimpiade karena peselancar asal Jepang Shun Murakami, yang melaju ke babak final di El Salvador, sudah dinyatakan lolos saat tampil di ISA World Surfing 2019.
Dengan demikian, slot yang diperoleh Shun Murakami itu dialokasikan ke Rio Waida, yang merupakan peselancar kedua terbaik Asia dalam ISA World Surfing 2019.
Baca juga: Jelang Olimpiade, angkat besi dan surfing jalani karantina terpisah
Baca juga: Surfing berburu tiket Olimpiade Tokyo ke El Salvador
Sejak tiba di Tokyo pada Minggu (18/7), Rio sudah mulai menjajal ombak di Pantai Tsurigasaki yang akan menjadi arena pertandingan cabang selancar ombak Olimpiade Tokyo.
Selama dua hari berlatih, atlet berusia 21 tahun itu sudah mencoba delapan papan selancar untuk mencari papan terbaik yang akan dipakai selama perlombaan.
“Saya mencoba beberapa papan dan sudah menemukan papan yang bagus. Latihan juga berlangsung baik. Ombak hari ini masih kecil tapi menjelang pertandingan akan ada badai, jadi kondisi akan berbeda. Sekarang saya mencoba untuk tetap fit dan siap untuk bertanding,” ujar Rio dalam rilis pers KOI, Rabu.
Baca juga: Peselancar Rio Waida terus lakukan persiapan jelang Olimpiade Tokyo
Meski grogi, Rio mengaku sudah cukup berpengalaman tampil di kompetisi internasional. Pengalaman itu menurutnya bakal membantunya agar bisa tampil lepas dan rileks di Tokyo.
“Pasti ada rasa grogi, tapi karena saya sudah sering ikut pertandingan, sudah mempunyai pengalaman, saya harus rileks dan fokus pada diri sendiri. Jika bisa berselancar seperti biasa pasti saya bisa mengalahkan lawan. Jadi saya harus fokus pada diri sendiri,” ujar atlet yang saat ini tinggal di Bali itu.
Keyakinan yang sama juga dimiliki pelatih yang mendampinginya, Tipi Jabrik. Tipi yakin Rio mampu mengatasi berbagai macam kondisi ombak Pantai Tsurigasaki.
Baca juga: KOI bersyukur Indonesia tambah atlet ke Olimpiade Tokyo lewat surfing
“Kondisi ombak seperti apa pun, kami sudah menyiapkan strategi untuk Rio karena ombak kecil atau besar kemampuannya sudah sangat bagus. Apalagi di Jepang, kondisi air tidak terlalu dingin dan juga tidak terlalu panas. Jadi Rio punya kesempatan untuk tampil dengan baik,” katanya.
Rio lolos ke Olimpiade Tokyo setelah Asosiasi Surfing Internasional (ISA) memasukkan namanya dalam atlet yang lolos ke Olimpiade di turnamen kualifikasi terakhir di ISA World Surfing di El Salvador, akhir Mei lalu.
Meski gagal menembus lima besar nomor shortboard putra, Rio berhak atas tiket Olimpiade karena peselancar asal Jepang Shun Murakami, yang melaju ke babak final di El Salvador, sudah dinyatakan lolos saat tampil di ISA World Surfing 2019.
Dengan demikian, slot yang diperoleh Shun Murakami itu dialokasikan ke Rio Waida, yang merupakan peselancar kedua terbaik Asia dalam ISA World Surfing 2019.
Baca juga: Jelang Olimpiade, angkat besi dan surfing jalani karantina terpisah
Baca juga: Surfing berburu tiket Olimpiade Tokyo ke El Salvador
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021
Tags: