Sri Mulyani pastikan kenaikan anggaran COVID-19 dibiayai melalui SAL
21 Juli 2021 21:12 WIB
Pemerintah akan menambah anggaran bidang kesehatan . Hal ini disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers Evaluasi Pelaksaan PPKM Darurat secara daring, Sabtu (17/7/2021). ANTARA/HO-Kemenkeu-Bayu/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan mendorong optimalisasi penggunaan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan mengurangi pendanaan melalui utang untuk membiayai peningkatan anggaran COVID-19.
"Penggunaan SAL ini mengurangi utang, terutama yang melalui penerbitan surat berharga negara (SBN) untuk membiayai peningkatan kebutuhan COVID-19," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA di Jakarta, Rabu.
Ia mengungkapkan, terdapat SAL tahun 2020 sebesar Rp186,67 triliun yang tidak terserap dan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan COVID-19 pada 2021.
Sebanyak Rp15,8 triliun dari anggaran SAL tersebut telah dialokasikan dalam Undang-Undang (UU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021. Untuk itu, masih ada dana SAL tahun lalu yang bisa digunakan sebanyak Rp150,8 triliun.
Baca juga: Sri Mulyani kaji pemberian bantuan subsidi upah pekerja dirumahkan
"Kami diperbolehkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam pembahasan laporan semester I untuk menggunakan SAL 2020 ini," kata Sri Mulyani.
Selain penggunaan SAL, peningkatan kebutuhan penanganan COVID-19 akan dibiayai dari realokasi belanja beberapa Kementerian/Lembaga.
Peningkatan kebutuhan penanganan COVID-19 yang tertinggi, kata Sri Mulyani, berada dalam pos kesehatan dan bantuan sosial yang naik Rp55,21 triliun, sehingga alokasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 meningkat jadi Rp744,75 triliun.
Ia memastikan berbagai dinamika tersebut menyebabkan APBN 2021 akan terus mengalami perubahan, terutama dari perubahan belanja Kementerian/Lembaga yang saat ini dalam refocusing tahap keempat.
Baca juga: Sri Mulyani: Pembayaran klaim pasien COVID-19 capai Rp13,6 triliun
Baca juga: Sri Mulyani: Realisasi anggaran PEN capai Rp277,36 triliun per 16 Juli
"Penggunaan SAL ini mengurangi utang, terutama yang melalui penerbitan surat berharga negara (SBN) untuk membiayai peningkatan kebutuhan COVID-19," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA di Jakarta, Rabu.
Ia mengungkapkan, terdapat SAL tahun 2020 sebesar Rp186,67 triliun yang tidak terserap dan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan COVID-19 pada 2021.
Sebanyak Rp15,8 triliun dari anggaran SAL tersebut telah dialokasikan dalam Undang-Undang (UU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021. Untuk itu, masih ada dana SAL tahun lalu yang bisa digunakan sebanyak Rp150,8 triliun.
Baca juga: Sri Mulyani kaji pemberian bantuan subsidi upah pekerja dirumahkan
"Kami diperbolehkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam pembahasan laporan semester I untuk menggunakan SAL 2020 ini," kata Sri Mulyani.
Selain penggunaan SAL, peningkatan kebutuhan penanganan COVID-19 akan dibiayai dari realokasi belanja beberapa Kementerian/Lembaga.
Peningkatan kebutuhan penanganan COVID-19 yang tertinggi, kata Sri Mulyani, berada dalam pos kesehatan dan bantuan sosial yang naik Rp55,21 triliun, sehingga alokasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 meningkat jadi Rp744,75 triliun.
Ia memastikan berbagai dinamika tersebut menyebabkan APBN 2021 akan terus mengalami perubahan, terutama dari perubahan belanja Kementerian/Lembaga yang saat ini dalam refocusing tahap keempat.
Baca juga: Sri Mulyani: Pembayaran klaim pasien COVID-19 capai Rp13,6 triliun
Baca juga: Sri Mulyani: Realisasi anggaran PEN capai Rp277,36 triliun per 16 Juli
Pewarta: Agatha Olivia Victoria/Satyagraha
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021
Tags: